Bagaimana rasanya berada pada liang sempit seukuran tubuhmu itu saja? Dengan sehelai kafan sebagai selimut Tanah lembab sebagai alas tidur Bunga rampai mengering yang berantakan dihempas angin dingin sebagai atap, begitu rapuh.... Dinginkah yang kau rasa? Saat tak ada teman untuk bicara melainkan hanya sepi yang tersisa Bagaimana kau lalui hidup tanpa tawa? Bahkan menangis pun kau tak tau bagaimana memulainya.. Entah dosa entah pahala yang kau bawa Anggap saja itu kunci untuk membuka rumah abadimu nantinya Liang sempit ini hanya sementara, bersabarlah sedikit lagi Peluk dingin itu, hangatkan dengan ragamu yang beku Ramaikan malam-malammu dengan sisa gelak tawa mereka yang belum merasakan yang kau rasa, toh, pada saatnya nanti mereka akan tau bagaimana rasanya Dalam liang itu kau berbaring, tak bergerak lagi Kau mati namun tak mati Kau hidup namun tak hidup Kau hanya tengah sekarat diantara dua dunia akan kau datangi dan tinggalka...
~Dari Kata Turun Ke Hati~