Tentu,
masih ada malam untuk ku berbaring
Untukku
sejenak melerai penat yang memelukku erat
Sejenak
mengusap peluh yang tak henti-henti meluruh
Sejenak
membasuh kaki yang lelah mendaki hari-hari
Bayang-bayangmu,
bilakah kau menghilang dari benakku?
Mata
yang terpejam ini kian nyata melihatmu dalam gelap
Kian
pekat gelap merapat, kian erat pesonamu menjerat
Dengan
mata terbuka bayangmu mewujud tubuh yang lama tak ku sentuh,
Mencipta
debar yang utuh
Mengunci
tiap aksara dari bibir yang biasanya lantang bersuara
Bisu,
lidahku kelu karenamu
ingatanku
tentangmu, bilakah ia kan sirna?
Beberapa
malam berlalu dengan kepenatan yang sama
Kantuk
yang t'lah lama kulupakan
Kantuk
yang selalu ku sisihkan demi mantra yang ku rapal untuk mengutuk ingatan yang
tak jua beranjak dari ruang sadarku,
Ingatan
tentangmu
Tak
pernah terfikir olehku bahwa mencintaimu akan begini menyakitkan..
Sejenak
saat kau ada, aku mengeja kata-perkata agar kalimatku selalu sempurna untuk kau
dengarkan
Dengan
segenap keterbatasanku aku (mencoba) mencipta kesempurnaan seperti yang kau mau
Dan aku
gagal!
Karena aku
manusia..
Dan kau
manusia sama sepertiku,
Yang
menginginkan kesempurnaan
Dan
mengesampingkan cinta yang mula-mula menjadikan kita satu
Dan kau
memilih pergi,
ketika
kusadari cinta tak sesederhana saat kau ada
Memang
segalanya terasa lebih sulit saat kau tiada,
Namun
aku merasa untuk pertama kalinya,
Bahwa ketiadaanmu
membuatku sempurna dengan keterbatasan yang ku punya..
Kta2 yg bguz binaz
ReplyDelete"Smpurna dg kterbatasn yg ku punya"
Kl0 aq bljar
"bebas dg kterbatasn yg mngelilingi"