Skip to main content

Selamat pagi, ayah!


untuk jiwa yg tengah bersemayam di pangkuan-Nya, ku katakan hari ini aku merindumu lagi.  Seperti hari yang sudah-sudah, seperti hari yang telah berlalu..rindu ini masih sama besarnya, masih sama dalamnya.
ku hitung sudah hampir 700 hari lebih sejak hari itu, hari senin pagi saat kau pamit kpadaku dalam hening subuh yang teduh, tak ada kata-kata perpisahan, hanya hatiku dan hatimu yang saling berucap 'selamat tinggal', sedang ragaku kala itu tengah asik dibuai ibu, aku terlelap dalam pelukannya.,mana ku tau kalau waktu itu kau akan pergi lama??bahkan sangat lama.... harusnya kau peluk aku dulu!


untukmu yang sangat ku cintai,
maafkan aku..lagi2 kerinduan ini mengusik lelap tidurmu.
aku hanya merasa pagi ini dadaku sesak krna memikirkanmu, lebih tepatnya..aku merindukanmu.
seorang teman disebelahku sedang asik bermanja dengan ayahnya ditelepon, sedang aku diam-diam sibuk bernostalgia dengan pedihku.
skali lagi maafkan aku, aku sudah teramat sangat merindukanmu...

untuk ayah yang sangat aku cintai,
sampaikan salamku pada-NYA, katakan padanya.. ikhlaskan hatiku, buat aku rela melepasmu.,yakinkan aku bahwa DIA akan mempertemukan kita lagi, agar tenang hatiku..agar tentram jiwaku, dan do'aku akan senantiasa hangat menyelimutimu. ... :'(

Comments

Popular posts from this blog

Kamarku Istanaku

Aku memang lebih suka seperti ini, memaku diri dalam penjara imajiner yang kuciptakan sendiri. Kubiarkan diam mengajakku bicara semaunya, hingga ia lelah, hingga tak kudengar lagi bingar suaranya ditelingaku. Hanya di kamar ini kutemukan waktu istimewaku untuk bercakap dengan pikiranku sendiri. Apa yang ku mau, apa yang ku rasa, dan apa yang ingin ku katakan, yang sebisa mungkin tak ku ungkapkan saat berada diluar sana kini membuncah bak air bah, di kamar ini. Dan aku sangat menikmati saat-saat seperti ini... Berbeda dengan mereka, aku memang  punya caraku sendiri untuk melegakan sesaknya hati. Dan disini, di kamar ini, aku memenjara diri dan membiarkan sedihku bebas berkelana, mengudara, untuk kemudian menjelma hujan dikedua pipiku. Biarlah. Aluna Maharani

kejutan

Malam itu saya nyaris tidak bisa tidur memikirkan sebuah benda kecil yang saya beli beberapa jam sebelumnya. Pikiran saya nyaris tidak teralihkan dari benda kecil itu.. memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi, kejutan apa yang sedang menanti saya, dan perubahan apa yang akan dia bawa nantinya. Berjam-jam sibuk memikirkan itu hingga tanpa sadar saya pun jatuh tertidur, dengan mimpi tentang benda kecil tersebut. Subuh mengetuk jendela, dan seketika saya membuka mata. Inilah saatnya! Kata saya dalam hati. Ini saat yang saya tunggu-tunggu sejak kemarin. Saya pun beranjak dari kamar dan meraih benda kecil yang kemarin saya beli kemudian masuk ke kamarmandi tanpa pertimbangan apapun lagi. Dan benar saja, benda kecil itu memunculkan dunia garis merah yang sangat saya nantikan. Dan astaga, kalau saja saya tidak sedang berada di kamarmandi, mungkin saya sudah berteriak sejadi-jadinya!  Dengan senyum mengembang lebar saya tunjukkan benda kecil itu pada suami, dan Ia tersenyum..