Skip to main content

Catatan Kecil


perlahan tapi pasti, kereta mulai melata meninggalkan jejak di sebarisan rel, meliuk-liuk menjauh dari hiruk pikuk kota dengan segala kepenatannya. kereta melaju membiarkan rumah-rumah berlarian mengejarnya, menelan teriakan-teriakan bocah yang asyik bermain di kejauhan, melumat habis umpatan pemulung yang belum puas mengais receh dari para penumpang sepertiku. kereta melaju dengan cuek, anggun tapi malas-malasan. mungkin karena mesinnya yang sudah terlalu lama dipakai lalu-lalang membawa ratusan manusia dengan isi kepala mereka masing-masing.
ku alihkan pandanganku pada pepohonan di kiri kanan jalan yang nampak olehku seperti sebuah terowongan panjang tiada akhir. saat gelap mulai merayapiku diam-diam, ku pejamkan mata, dan kepalaku mulai dipenuhi pikiran-pikiran tentang masa yang sudah-sudah, membawaku terbang pada tiap inci kenangan dimasa lalu. ku nikmati perjalananku dengan santai, berharap kereta tua-ku ini segera mempertemukanku dengannya, kekasih hati yang sangat ku rindukan.
belum lama aku mengenalnya, lelaki Banyuwangi yang tiba-tiba hadir secara tak disengaja dalam hidupku. saat pertama bertemu dengannya, tak pernah terpikirkan olehku kalau saat ini aku akan sangat menyayanginya. dia bisa menjadi sangat manis, lucu, cuek dan galak diwaktu yang sama. disaat yang lain, dia bisa menjadi sangat romantis dengan rangkaian kejutan kecil diwaktu-waktu yang tak terduga. namun layaknya perjalanan cinta lain, perjalanan kita pun nampaknya tak semulus laju kereta ini, ada saja kerikil yang membuat kita tersandung dalam sebuah pertengkaran melelahkan. aku tak ingin kita terus-terusan tersandung kerikil yang sama sayang.. maka ku tempuh beratus-ratus kilometer ini agar kau tau bahwa aku tak pernah rela menyakitimu lebih banyak dengan rajuk manjaku siang dan malam yang merindukanmu, jika itu memang terasa menyakitkan untukmu.
kita belajar banyak hal dari jarak yang memisahkan kita. sabar, percaya, dan saling menjaga kita latih untuk mendewasakan hubungan kita, semua karena jarak. bingung aku dengan rinduku ini, karenanya aku tak bisa memejamkan sejenak saja mataku, padahal telah lelah hariku meniti jalanan ini. tapi sayang, ingatanku tetap terjaga untukmu. akankah itu terbayar saat kita bertemu nanti?


Banyuwangi, 6 januari 2012

Comments

Popular posts from this blog

Kamarku Istanaku

Aku memang lebih suka seperti ini, memaku diri dalam penjara imajiner yang kuciptakan sendiri. Kubiarkan diam mengajakku bicara semaunya, hingga ia lelah, hingga tak kudengar lagi bingar suaranya ditelingaku. Hanya di kamar ini kutemukan waktu istimewaku untuk bercakap dengan pikiranku sendiri. Apa yang ku mau, apa yang ku rasa, dan apa yang ingin ku katakan, yang sebisa mungkin tak ku ungkapkan saat berada diluar sana kini membuncah bak air bah, di kamar ini. Dan aku sangat menikmati saat-saat seperti ini... Berbeda dengan mereka, aku memang  punya caraku sendiri untuk melegakan sesaknya hati. Dan disini, di kamar ini, aku memenjara diri dan membiarkan sedihku bebas berkelana, mengudara, untuk kemudian menjelma hujan dikedua pipiku. Biarlah. Aluna Maharani

kejutan

Malam itu saya nyaris tidak bisa tidur memikirkan sebuah benda kecil yang saya beli beberapa jam sebelumnya. Pikiran saya nyaris tidak teralihkan dari benda kecil itu.. memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi, kejutan apa yang sedang menanti saya, dan perubahan apa yang akan dia bawa nantinya. Berjam-jam sibuk memikirkan itu hingga tanpa sadar saya pun jatuh tertidur, dengan mimpi tentang benda kecil tersebut. Subuh mengetuk jendela, dan seketika saya membuka mata. Inilah saatnya! Kata saya dalam hati. Ini saat yang saya tunggu-tunggu sejak kemarin. Saya pun beranjak dari kamar dan meraih benda kecil yang kemarin saya beli kemudian masuk ke kamarmandi tanpa pertimbangan apapun lagi. Dan benar saja, benda kecil itu memunculkan dunia garis merah yang sangat saya nantikan. Dan astaga, kalau saja saya tidak sedang berada di kamarmandi, mungkin saya sudah berteriak sejadi-jadinya!  Dengan senyum mengembang lebar saya tunjukkan benda kecil itu pada suami, dan Ia tersenyum..