Skip to main content

Aku dan waktu-waktu yang lalu

............................................ ada kalanya sinar mentari tak sehangat musim semi. Pun hujan, tak lagi sejuk seperti saat rintik pertama membasahi ilalang. Saat angin tak berhembus sepoi-sepoi, namun menghempasmu seolah kau tak lebih berharga dari sekedar debu tak terlihat, yang terbang untuk kemudian lenyap entah kemana.. akankah kau katakan padaku untuk tidak bersedih..!!" ? tidak! tidak akan pernah ku katakan lagi tentang sedihku. tidak dihadapanmu, pun dihadapan pantulan diriku di cermin. karena kesedihanku t'lah pupus dihapus musim. bersama tawaku, bersama rinduku. aku kini tak merasakan apa-apa. hampa. bahkan rasa t'lah jauh meninggalkanku. biarlah waktu menempaku seperti ini. biarlah musim berganti aku akan tetap seperti ini. sampai saat waktu menyerah untuk melihat air mataku lagi. lihat saja kawan, keluh kesah ini hanya akan jadi debu. biar waktu yang membawanya, biar angin menjemputnya. aku hanya akan menunggu saat itu.

Comments

Popular posts from this blog

Kamarku Istanaku

Aku memang lebih suka seperti ini, memaku diri dalam penjara imajiner yang kuciptakan sendiri. Kubiarkan diam mengajakku bicara semaunya, hingga ia lelah, hingga tak kudengar lagi bingar suaranya ditelingaku. Hanya di kamar ini kutemukan waktu istimewaku untuk bercakap dengan pikiranku sendiri. Apa yang ku mau, apa yang ku rasa, dan apa yang ingin ku katakan, yang sebisa mungkin tak ku ungkapkan saat berada diluar sana kini membuncah bak air bah, di kamar ini. Dan aku sangat menikmati saat-saat seperti ini... Berbeda dengan mereka, aku memang  punya caraku sendiri untuk melegakan sesaknya hati. Dan disini, di kamar ini, aku memenjara diri dan membiarkan sedihku bebas berkelana, mengudara, untuk kemudian menjelma hujan dikedua pipiku. Biarlah. Aluna Maharani

kejutan

Malam itu saya nyaris tidak bisa tidur memikirkan sebuah benda kecil yang saya beli beberapa jam sebelumnya. Pikiran saya nyaris tidak teralihkan dari benda kecil itu.. memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi, kejutan apa yang sedang menanti saya, dan perubahan apa yang akan dia bawa nantinya. Berjam-jam sibuk memikirkan itu hingga tanpa sadar saya pun jatuh tertidur, dengan mimpi tentang benda kecil tersebut. Subuh mengetuk jendela, dan seketika saya membuka mata. Inilah saatnya! Kata saya dalam hati. Ini saat yang saya tunggu-tunggu sejak kemarin. Saya pun beranjak dari kamar dan meraih benda kecil yang kemarin saya beli kemudian masuk ke kamarmandi tanpa pertimbangan apapun lagi. Dan benar saja, benda kecil itu memunculkan dunia garis merah yang sangat saya nantikan. Dan astaga, kalau saja saya tidak sedang berada di kamarmandi, mungkin saya sudah berteriak sejadi-jadinya!  Dengan senyum mengembang lebar saya tunjukkan benda kecil itu pada suami, dan Ia tersenyum..