Skip to main content

aku, dan aku yang lain

........................................
Seperti terasing. ku pecah sepi dengan diamku. kalau-kalau kutemukan diriku didalamnya, tengah terengah-engah menahan jerit yang hendak meledak sedari tadi. Namun yang kudapat hampa. tak ada aku, pun sepi disana. aku berdiri saat ini, mencoba meraih 'aku' dalam sosokku. menepikan sepi yang selalu menggelayutiku. kadang aku merasa muak dengan diriku! begitu banyak yang ingin kusampaikan, namun lumer semua bersama keberanian yang dengan susah payah ku telan lagi. aku benci waktu-waktu lalu yang t'lah jauh meninggalkanku. aku benci menjadi dewasa jika sepi yang kurasa begitu sakit menggigit. tapi aku bisa apa? bahkan untuk bersuara aku tak bisa. Tuhaaaaaaannn... cukupkan sakit ini untukku.... aku mengaku kalah, aku yang salah. aku jenuh dengan semua keluh. aku sakit dan terasing dari diriku,yang bahkan sepi pun menertawakan ketidakberdayaanku ini. kenapa kau seperti kelu membeku? jeritku sampai sudah habis dibatas akal sehatku, tidakkah Kau dengar aku? knapa masih diam saja??? aku jengah... aku lelah.. aku pasrah. kembalikan aku pada diriku, Tuhan. kembalikan aku dari keterasingan ini, dari kerumitan ini, dari kediaman ini. biarkan sepi datang hanya pada saat-saat abadiku, nanti...

Comments

Popular posts from this blog

Kamarku Istanaku

Aku memang lebih suka seperti ini, memaku diri dalam penjara imajiner yang kuciptakan sendiri. Kubiarkan diam mengajakku bicara semaunya, hingga ia lelah, hingga tak kudengar lagi bingar suaranya ditelingaku. Hanya di kamar ini kutemukan waktu istimewaku untuk bercakap dengan pikiranku sendiri. Apa yang ku mau, apa yang ku rasa, dan apa yang ingin ku katakan, yang sebisa mungkin tak ku ungkapkan saat berada diluar sana kini membuncah bak air bah, di kamar ini. Dan aku sangat menikmati saat-saat seperti ini... Berbeda dengan mereka, aku memang  punya caraku sendiri untuk melegakan sesaknya hati. Dan disini, di kamar ini, aku memenjara diri dan membiarkan sedihku bebas berkelana, mengudara, untuk kemudian menjelma hujan dikedua pipiku. Biarlah. Aluna Maharani

kejutan

Malam itu saya nyaris tidak bisa tidur memikirkan sebuah benda kecil yang saya beli beberapa jam sebelumnya. Pikiran saya nyaris tidak teralihkan dari benda kecil itu.. memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi, kejutan apa yang sedang menanti saya, dan perubahan apa yang akan dia bawa nantinya. Berjam-jam sibuk memikirkan itu hingga tanpa sadar saya pun jatuh tertidur, dengan mimpi tentang benda kecil tersebut. Subuh mengetuk jendela, dan seketika saya membuka mata. Inilah saatnya! Kata saya dalam hati. Ini saat yang saya tunggu-tunggu sejak kemarin. Saya pun beranjak dari kamar dan meraih benda kecil yang kemarin saya beli kemudian masuk ke kamarmandi tanpa pertimbangan apapun lagi. Dan benar saja, benda kecil itu memunculkan dunia garis merah yang sangat saya nantikan. Dan astaga, kalau saja saya tidak sedang berada di kamarmandi, mungkin saya sudah berteriak sejadi-jadinya!  Dengan senyum mengembang lebar saya tunjukkan benda kecil itu pada suami, dan Ia tersenyum..