1.
Berada didekat Ibu, melakukan
banyak hal bersamanya, melihatnya sehat, tertawa dan selalu ceria. Dalam
setiap do’a yang saya panjatkan ditiap usai sembahyang, nama ibu selalu menjadi
yang pertama saya sebutkan. Memohon segala yang baik-baik untuknya, seperti
kesehatan, kemudahan ditiap urusan, kebahagiaan, kemurahan rezeki, kesabaran
dan kekuatan untuk menghadapi apapun yang mampu melemahkannya. Kemudian baru
saya sebutkan nama ayah, kakak-kakak, keponakan, teman-teman, semuanya dengan
pengharapan yang sama. Kadang, mencintai
mereka, terutama ibu saya dalam do’a adalah cinta paling sederhana yang entah
bagaimana membuat saya bahagia. Selalu.
2.
Melihat langit. Saat
saya merasa sedang terhimpit jauh didalam hati saya, langit akan menjadi
pelarian yang melegakan dengan seketika. Entah saat ia berwarna biru disiang
hari, jingga diwaktu senja, atau dimalam hari saat ia gelap pekat. Memandangnya
saja sudah cukup membuat saya kembali berpikir: Tuhan ada disana, sedang melihat kesusahan saya, dan bahwa luasnya
langit adalah satu dari sekian banyak bukti bahwa IA jauh lebih besar dari
semua masalah yang sedang saya hadapi. Kemudian saya akan kembali tenang
dengan sebuah keyakinan, setidaknya
kesusahan saya tidak akan langgeng selamanya, seperti halnya siang digantikan
malam, begitupun ada gelap dan terang yang berpasangan. Setelah ini saya akan
baik-baik saja! Dan abracadabra! Mood
saya kembali baik seketika.
3.
Makan! Yang satu ini tidak
butuh banyak penjelasan lagi, karena sebagian orang akan merasa lebih baik
setelah makan makanan kesukaan mereka. Tidak terkecuali saya. Lupakan diet
(bagi yang sedang berdiet), nikmati makanan disetiap gigitan, resapi rasa
minuman baik-baik, dan bersyukurlah karena kita masih diberikan kesempatan
untuk bisa merasakan itu semua. Semoga perasaan kita membaik setelah makanan
dan minuman kita tandas tak bersisa. Tapi jangan lupa bayar ya! ;)
4.
Olahraga. Lakukan
gerakan apa saja di dalam kamar saat sendirian. Putar music dengan cukup keras,
lalu bergeraklah! Membuat badan sendiri bermandi keringat juga cukup efektif
dalam mengusir kegundahan hati saya. Entah itu dengan senam, menari-nari dengan
gerakan ngawur, break dance kalau
bisa, kayang kalau mau, atau cuma melompat-lompat saja, silahkan. Lakukan apa
saja yang penting jangan diam saja saat otak kita mulai berpikir kemana-mana
yang ujung-ujungnya membuat kita galau. Jangan
berikan kesempatan pada kekosongan untuk menguasai hati kita. Karena sekali
kita membiarkan kekosongan mengisi sedikit ruang di pikiran kita, lama-kelamaan
kita akan terbelenggu dalam banyak pikiran-pikiran tidak perlu. Begitulah cara
kerja setan dalam menipu kita. Loh, kok setan? Iya, memang itu kerjaan setan.
Kita galau ya biasanya karena kita sendiri yang membiarkan setan mengisi hati
kita dengan bisikan-bisikannya tentang banyak hal yang kemudian memunculkan
kesedihan kita.
5.
Bernyanyi. Bagus
atau tidaknya suara itu persoalan nomor sekian dan tergantung siapa yang
mendengarkan, yang penting nyanyi dulu. Ingat, kesehatan pendengaran
orang-orang disekitarmu bukanlah tanggung jawabmu, maka bernyanyilah dengan
penuh penghayatan (semoga kita nggak digrebek warga sekitar kemudian diusir
sama pak RT, aamiin). Usahakan untuk selalu menyanyikan lagu-lagu yang kita
kuasai saja, biar nggak malu… lagian nggak lucu juga, udah nyanyinya keras,
salah lyric pula! -_- eh, tapi ini beneran loh, menurut pengalaman saya
sendiri, bernyanyi saja ternyata ampuh untuk melawan kegelisahan yang melanda
jiwa.. apalagi kalau disertai dengan kemampuan untuk memainkan alat music,
tentu lebih maksimal. Saya saja yang tidak bisa memainkan gitar tetap nekat genjrang-genjreng dengan gitar tua saya
sambil menyanyi sesuka hati saya~ memang saya sering mendapat protes keras dari
anggota keluarga saya yang pendengarannya jadi sedikit terganggu, tapi tak
apalah, yang penting saya bisa menjadi lega sesudahnya #lalala~
6.
Berkebun. Yang
satu ini memang hobi bawaan dari kecil pemirsah! Tapi buat kalian yang belum
pernah mencobanya, tidak ada salahnya untuk mulai mempraktekkannya mulai
sekarang. Kalau di rumah tidak tersedia halaman yang memadai, kita bisa
memanfaatkan botol-botol minuman bekas untuk disulap menjadi pot gantung. Cara
membuatnya? Silahkan tanya mbah google, beliau menyediakan banyak tutorial
untuk membuat taman gantung dengan berbagai variasi model. Bayangkan, saat kita
marah, benar-benar marah dan merasa HARUS segera melampiaskan kemarahan kita
tersebut kita memilih untuk berkebun daripada ngamuk-ngamuk di sosmed (yang
Cuma bikin kita jadi kelihatan buruk dimata orang-orang), lalu beberapa bulan
kemudian kita akan melihat hasil dari ‘kemarahan’ tersebut berupa bunga dari
tanaman yang kita tanam, atau buah-buahan kalau yang kita tanam sebangsa pohon
mangga dan lain sebagainya. Alangkah baiknya kemarahan tersebut saat kita tau
bagaimana menyikapinya dengan cara yang benar. Percayalah, bagaimanapun
bentuknya, berkebun juga selalu bisa membuat perasaan saya membaik… mungkin
akan berlaku juga bagi kalian semua. Lagipula tidak ada salahnya mencoba, kan?
7.
Masak. Ada
yang bilang jangan memasak saat mood kita buruk, karena akan mempengaruhi rasa
masakan yang kita buat. Benarkah? Tentu saja salah… menurut saya lohyaa. Justru saat mood kita sedang
tidak baik, masaklah. Coba buat makanan dari resep-resep baru yang belum sempat
kita coba, atau buat saja masakan dengan resep yang sudah kita kuasai. Saat
pikiran kita teralihkan pada aneka bahan makanan yang siap kita olah, tidak akan
ada kesempatan lagi bagi kesedihan-kesedihan itu untuk mengganggu kita. Selain
hati yang senang, keterampilan memasak kita juga jadi semakin terasah. *Semoga
masakan kita enak, atau minimal layak dimakan, dan lebih-lebih tidak membuat
anggota keluarga kita keracunan gara-gara kita masaknya sambil marah-marah. Naudzubillahimindzalik…
8.
Baca buku, minum teh, dan
sediakan beberapa cemilan.
Kita
tidak boleh egois pada otak dan hati kita dengan hanya terpaku pada hal-hal
yang meresahkan kita saja. Sadar atau
tidak, hal tersebutlah penyebab utama berkaratnya otak kita. Akibatnya kita
jadi cepat lupa, gampang emosian, dan galau tak berkesudahan. Cobalah untuk
memberikan ‘hak’ yang semestinya pada otak kita sesuai dengan fungsinya, yaitu
dengan mengisinya dengan sebanyak-banyaknya pengetahuan untuk membuatnya
berpikir. Bukan berpikir tentang hal-hal buruk apalagi buat berpikir yang
jorok-jorok, tapi berpikir tentang hal-hal baru yang kita dapat dari buku yang kita
baca jika itu buku pengetahuan. Atau buat otak kita berimajinasi dengan membaca
novel-novel fiksi. Percayalah, sebaik-baik teman duduk adalah buku bacaan.
Apalagi kalau bukunya ngajak teman-temannya sekalian, sebangsa teh atau kopi
beserta pisang goreng dan aneka cemilan lainnya. Subhanallahhh, maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
9.
Dengerin curhatan temen. Jangan
buru-buru mengeluh saat ada teman yang menyampaikan keluh kesahnya pada kita. Kita
bukanlah ‘tempat sampah’ seperti yang selalu kita pikirkan, melainkan kitalah
‘orang kepercayaan’ yang dirasa mampu meringankan sedikit beban mereka
sekalipun yang kita lakukan hanya mendengarkan. Bagi saya pribadi, sejujurnya
saya lebih suka mendengarkan orang bercerita daripada saya yang harus bicara.
Bukan karena saya tidak mau, tapi karena mendengarkan cerita orang-orang bisa menjadi
ajang pembelajaran tersendiri bagi saya. Dengan mendengarkan, setidaknya saya
bisa membuat otak saya sedikit berpikir, “Kalau
saya jadi dia, apa yang akan saya lakukan? Kalau saya jadi dia, sanggupkah saya
melewatinya? Kalau saya jadi dia, apakah saya akan kuat menceritakannya pada
orang lain seperti ini?” dan masih banyak pertanyaan lain “kalau saya jadi
dia”, yang walaupun saya tidak akan pernah menjadi dia dalam arti sebenarnya,
namun tak menutup kemungkinan jika saya juga bisa mengalami hal-hal seperti
yang dialami teman saya tersebut. Dengan mendengarkan saya juga belajar untuk
bersabar dalam memberi pandangan-pandangan saya pada mereka, entah didengarkan
atau tidak, entah saran saya dikerjakan atau malah diabaikan, saya tidak
perduli… saya tidak rugi sedikitpun. Setidaknya saya telah belajar banyak hal
hanya dengan mendengarkan saja. Terimakasih
Tuhan, telah menciptakan dua telinga berikut pendengaran yang baik ini untukk
saya.
10.
Berbaring di rerumputan. Lihat
disekitar kita, apakah ada lapangan berumput? Kalau tidak ada, pinjam halaman
tetangga yang ada rumputnya. Tapi pastikan kalau rumputnya bersih ya
man-temaan, jangan sampai kita yang bermaksud menghalau galau dengan
leyeh-leyeh di rerumputan malah menjadi semakin galau karena ditempat kita berbaring
ada eek kucingnya.. Berbaringlah dengan mensejajarkan kepala, punggung, bokong
dan kaki dalam keadaan lurus dan kepala menghadap keatas, lurus menatap langit.
Bentangkan tangan lalu tarik napas dalam-dalam, hembuskan, lakukan berulang
kali. Sambil menarik napas, berpikirlah kalau yang kita hirup bukan sekedar
udara saja, melainkan kekuatan yang dikirim Tuhan melalaui udara disekitar
kita. Isi penuh rongga dada kita dengan udara bersih dan hembuskan kotoran-kotoran
hati bersama dengan CO2 dan rasakan bedanya setelah beberapa saat. Saya sih pas
mempraktekkannya sendiri nyaris ketiduran. Tiduran di rumput yang bersih pas
udara cerah itu MasyaAllah enaknyaaa…. (yang kemudian saya terpaksa mandi
minyak kayu putih gara-gara sekujur body saya gatal-gatal digigit semut).
11.
Jalan diatas tanah dengan kaki
telanjang.
Ingat,
kakinya aja yang telanjang, lainnya jangan. Taukah kalian? Berjalan diatas
tanah dengan kaki telanjang menurut penelitian ilmiah ternyata diklaim mampu
memperlancar peredaran darah, menenangkan syaraf-syaraf yang tegang, mengurangi
bau kaki, mengembalikan bentuk alami kaki kita dan membuat tidur kita jadi
lebih nyenyak loh! Pikirkan lagi, bisa jadi kan penyebab kita sering galau
adalah karena kita tidak cukup tidur dimalam hari? Selain memang dianjurkan
oleh para ilmuwan, ternyata jaman dahulu kala Nabi Muhammad SAW juga telah
menganjurkan untuk berjalan diatas tanah, rumput, kerikil, pasir atau kayu tanpa
alas kaki. Sebagaimana telah diriwayatkan dari Fadhalah bin ‘Ubaid bahwasannya
dia berkata: “Dahulu Nabi SAW memerintahkan kami agar berjalan tanpa alas kaki
kadang-kadang”. (Musnad Imam Ahmad dengan sanad yang shahih menurut Syaikh
al-Albani dan Syau’aib al-Arna’uth rahimahumallah). Dan hadits yang semakna
dengan hadits ini ada banyak. Wallahua’lam.
12.
Lakukan kebiasaan-kebiasaan ini: buka
jendela lebar-lebar, biarkan udara pagi memenuhi rongga paru-parumu. Kemudian
sediakan wadah kecil yang telah diisi air, lalu letakkan ditepi jendela
kamarmu. Kita tak pernah tau, mungkin akan ada burung yang singgah atau semut
dan binatang kecil apa saja yang sekedar lewat di jendela kamar kita. Semoga dengan
menyediakan mereka minuman, kita telah sedikit bersedekah dengan sesama makhluk
ciptaan Tuhan tersebut. Atau saat kita
sedang berjalan kaki lalu dijalan kita menjumpai kerikil kecil atau batu agak
besar yang memungkinkan orang dapat tersandung karena tidak melihatnya, maka singkirkanlah
batu tersebut. Suatu saat, orang lain akan melakukan hal yang sama untuk kita,
anak-anak kita, atau siapapun juga. Anggap saja kita sedang membantu menjauhkan
bahaya dari orang lain, siapapun mereka. Tidak perlu lah kita mengharap pujian
dari manusia, bukankah Tuhan adalah sebaik-baik pemberi balasan? Semoga yang
kita lakukan tersebut benar-benar dicatat sebagai investasi kebaikan dengan
imbalan pahala. Astaghfirullah.. ampunilah
hamba jika pemikiran hamba ini salah, Yaa Allah..
Lakukan hal-hal baik, itu saja
intinya. Dengan begitu kita tidak lagi akan merasa tidak berguna, atau sia-sia
hidup di dunia karena banyaknya masalah yang sedang kita pikul dipundak kita.
Seberat apapun masalah-masalah tersebut, sesedih apapun kita, percayalah, masih
ada banyak cara untuk menghadapinya. Tuhan sangat mencintai hamba-hambaNya yang
mau berusaha untuk selalu memperbaiki diri, dan membenci mereka yang buru-buru
putus asa.
Mungkin ada lebih banyak cara
untuk menghalau galau yang melanda kita, karena masing-masing orang memiliki
cara yang berbeda untuk mengatasi hal tersebut. Semua hal yang saya tulis
diatas adalah murni menurut pendapat saya berdasarkan pengalaman saya sendiri.
Saya adalah tipe orang yang moodnya mudah berubah-ubah. Mungkin bagi sebagian
orang cara-cara tersebut diatas belum cukup untuk mengatasi berbagai perasaan
negative yang sedang dihadapi, namun bagi saya, cukup melakukan itu semua saya
akan kembali baik-baik saja.
Tapi ada kalanya kita tak harus
melakukan apa-apa untuk menghilangkan kesedihan dihati kita. Sesekali, atau
cukup sekali saja, tidak ada salahnya membiarkan diri kita merasakan kesedihan
itu seperti halnya saat kita merasakan makanan kesukaan kita. Rasakan ia dengan
sebaik-baiknya, hayati dengan sepenuh hati. Menangislah sejadi-jadinya,
marahlah dengan bijaksana, lalu kembalikan itu semua pada Tuhan, lakukan
instrospeksi diri.. tanya pada diri sendiri: “apa yang salah dengan saya?
Apakah dengan bersedih seperti ini hidup saya akan menjadi lebih baik?” lalu kembalikan lagi segala urusan pada
Dzat yang sedang merindukan kedekatan kita untuk kembali padaNya.
Kembalilah dengan kepasrahan, dan pengakuan bahwa kita hanya manusia, tempatnya
salah dan lupa, yang lemah dan butuh pelukanNya untuk menguatkan hati kita.
Mungkin entah dosa kita yang mana, diantara banyaknya dosa yang telah kita
lakukan, yang menajdi penyebab gundahnya hati kita. Ataukah telah terlalu lama
kita meninggalkanNya demi kesenangan fana? Kita lupa menyebut nama-Nya, lalu
menjadi sombong dengan merasa hidup kita baik-baik saja tanpa pertolonganNya?
Yang mana? Yang manakah sebenarnya penyebab sedihnya kita?
Hanya kita yang tau jawabannya.
Semoga coretan saya ini dapat
sedikit membantu untuk mengurangi kegalauan saya, kegalauan kita semua. Dan
semoga kita menjadi pribadi yang lebih dewasa dalam mengelola hati.
Astaghfirullahal’adzim…
alladzii laa ilaaha illa anta, subhanaka inni kuntu minadzzhalimiin…
Comments
Post a Comment