Sudah dua bulan ini wajah ibu terlihat jauh lebih cerah
dari hari-hari sebelumnya. Sejak kepergian bapak dan bang rahman untuk
selamanya, aku rasa ini pertama kalinya ibu tersenyum begitu sumringah. Pada suatu
pagi yang cerah, selembar surat yang membawa kabar gembira itu jatuh
ditangannya. Surat yang mengabarkan bahwa secepatnya ibu akan menjadi
salah-satu tamu-Nya di Makkah pada bulan haji nanti.
Empat tahun telah berlalu dan ibu menanti-nanti kabar bahagia ini dengan
penuh harap dan hati yang cemas sembari memintal do’a ditiap ruku’ dan
sujudnya, dan takbir yang lirih kudengar bergetar disepertiga malam-malamnya
yang sepi. Kini, hati ibu menjadi hangat oleh jawaban yang menjadi pasti.
Tuhan, dengan cara apa lagi harus kuungkapkan besarnya
syukurku pada-Mu?
Tersungkur ku dalam sujud penuh syukur
Untuk pertama kalinya sejak kematian bapak, air mata ini
tak lagi berasal dari sesaknya hati yang rindu melihat kelegaan diwajah ibu…
telah Kau jawab do’a-do’anya, do’a kami..
Jadikan Ibu hajja yang mabruroh ya Allah,
Lancarkan perjalanan beliau. Sehatkan raganya, ampuni
segala dosa-dosanya.
Cintai Ibuku yang kini telah menua namun tak pernah renta
cintanya untukku.
Panjangkan usianya hingga aku dapat membahagiakannya
selama sisa umurku,
Dan bawalah Ia kembali kerumah kami seusainya bertamu
dirumah-Mu, Yaa Rabb..
aamiin..
Comments
Post a Comment