Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2014

Open Your Eyes

Kadang, kita hanya sengaja menutup mata dari segala.. memilih untuk tak perduli, atau bahkan mengingkari kenyataan yang hadir di depan kita. Padahal Tuhan selalu begitu dekat, ada bersama kita.. Salah satu lagu dari Maher Zein yang sangat aku sukai, semoga selalu dapat menjadi pengingat dikala lupa, dan menjadi alarm yang membangunkan dari keangkuhanku selama ini.. ampuni kami, Ya Tuhan.. "Open Your Eyes" Look around yourselves Can’t you see this wonder Spreaded infront of you The clouds floating by The skies are clear and blue Planets in the orbits The moon and the sun Such perfect harmony Let’s start question in ourselves Isn’t this proof enough for us Or are we so blind To push it all aside.. No.. We just have to Open our eyes, our hearts, and minds If we just look bright to see the signs We can’t keep hiding from the truth Let it take us by surprise Take us in the best way (Allah..) Guide us every single day.. (Allah..) Keep us close t...

Tuhan, Asma-Mu mengudara di langit Gaza

Ada sesak yang seketika menyeruak dalam rongga dada saat ku lihat mujahid dan mujahidah tergeletak bersimbah darah, namun bibir menyungging senyum. Mereka tak benar-benar mati, mereka hanya tertidur dalam lelap yang abadi. Dari percik darahnya menguar wangi, dari serpih tubuhnya semerbak kesturi… wangi syurga, yang aku manusia biasa tak akan pernah sanggup   membayangkannya. Air mataku deras mengalir saat ku lihat anak-anak Gaza bermuka pias, raut mereka keras. Entah telah berapa banyak kesedihan yang mereka saksikan, atau… entah bagaimana ketakutan yang mereka rasakan tatkala mendengar teriakan kesakitan yang tak lain berasal dari ayah yang tubuhnya terbongkar oleh berondongan peluru, atau dari Ibu yang kehormatannya melayang bersama abayanya yang compang, atau.. dari saudara saudarinya yang ditembak tepat didepan mata mereka. Sungguh, aku tak dapat membayangkan bagaimana rasanya.. Aku kerap bertanya-tanya, jika aku terlahir ditanah konflik seperti Palestine, Suriah, ...

Bulan paling dendam

Gadis kecil itu baru saja menggenapkan usianya di angka sepuluh saat tubuhnya dikuasai kemarahan yang dalam sekejap menyeluruh, dalam satu tarikan nafas dengan udara yang sama dan aliran darah yang sama, kemarahan itu ada. Teriakan-teriakan nyalang itu masih terdengar terang, terngiang bahkan saat Ia mengiba pada Tuhan agar ditulikannya Ia sesaat saja demi mengunci suara-suara yang begitu Ia benci. Bulan November baginya, adalah bulan beraroma dendam yang entah sampai kapan akan mengerami diri untuk kemudian lahir menjadi benih kebencian tiap saat dijumpainya sekelompok orang-orang yang telah sempat mengukir luka di bulan Novembernya yang ceria. Mereka, merebut apa yang Ayahnya perjuangkan dan lalu menjatuhkannya, dan kemudian mengusirnya dari tanah kelahirannya sendiri.. tak ubahnya anjing yang sekujur tubuhnya penuh nanah berbau busuk, ayahnya ditendang..dilempari batu-batu sekepalan tangan. Dibakarnya rumah, dibabatnya segala tanaman yang tumbuh dihalaman rumahnya, dan kemu...