Skip to main content

Hiding My Heart (Adele) #np



Angin mengetuk jendelaku lagi malam ini. Harus ku apakan serpih ingatan ini? Merangkainya lagi untuk kesekian-ribu kalinya kian membuatku nyaris menepi pada batas asaku.

Ada satu hal yang kerap menggangguku tiap malam. Hal yang pelan tapi pasti membuatku melewatkan hangatnya selimutku beberapa malam ini hanya untuk merenung dan duduk berlama-lama didepan laptop tua ini dan mencoba menyusun serpih ingatan kedalam sebuah catatan sederhana.

Ah, bagaimana bisa kusebut sederhana jika sebenarnya Ia begitu kusut di kepala?

Malam ini angin mengetuk jendelaku lagi.
Laptop tua, lampu belajar yang bersinar terang dan sebuah lagu cinta dari Adele mengiringi jariku menari diatas tuts keyboard ini. Apa yang membuatku begitu risau? Hingga tak ku hirau kantuk yang sedari tadi menggelayut dikedua kelopakku yang mulai menghitam ini?

Aku merindukannya. Dia.

Malam ini angin benar-benar terasa dingin ketika aku begitu ingin Ia berada di dekatku.

Maaf. aku masih belum tau harus bagaimana menuliskannya. Perasaanku ini, begitu sederhana untuknya…namun entah mengapa begitu sulitnya ku temukan kata-kata untuk menjabarkannya.

Ku rasa angin malam ini lebih mengerti. Tentang rindu yang tak harus diungkapkan selalu. Tentang beberapa ingatan yangseharusnya kubiarkan berlalu. Atau bahagia yang Ia bawa, ya, seharusnya kubiarkan Ia terbang ditiup angin dan terdampar disebuah hati  yang telah siap menumbuhkannya.

Mungkin dihatimu bahagiaku akan tumbuh lebih subur. 
Mungkin saat ini? Nanti? Entahlah.




Comments

Popular posts from this blog

Kamarku Istanaku

Aku memang lebih suka seperti ini, memaku diri dalam penjara imajiner yang kuciptakan sendiri. Kubiarkan diam mengajakku bicara semaunya, hingga ia lelah, hingga tak kudengar lagi bingar suaranya ditelingaku. Hanya di kamar ini kutemukan waktu istimewaku untuk bercakap dengan pikiranku sendiri. Apa yang ku mau, apa yang ku rasa, dan apa yang ingin ku katakan, yang sebisa mungkin tak ku ungkapkan saat berada diluar sana kini membuncah bak air bah, di kamar ini. Dan aku sangat menikmati saat-saat seperti ini... Berbeda dengan mereka, aku memang  punya caraku sendiri untuk melegakan sesaknya hati. Dan disini, di kamar ini, aku memenjara diri dan membiarkan sedihku bebas berkelana, mengudara, untuk kemudian menjelma hujan dikedua pipiku. Biarlah. Aluna Maharani

kejutan

Malam itu saya nyaris tidak bisa tidur memikirkan sebuah benda kecil yang saya beli beberapa jam sebelumnya. Pikiran saya nyaris tidak teralihkan dari benda kecil itu.. memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi, kejutan apa yang sedang menanti saya, dan perubahan apa yang akan dia bawa nantinya. Berjam-jam sibuk memikirkan itu hingga tanpa sadar saya pun jatuh tertidur, dengan mimpi tentang benda kecil tersebut. Subuh mengetuk jendela, dan seketika saya membuka mata. Inilah saatnya! Kata saya dalam hati. Ini saat yang saya tunggu-tunggu sejak kemarin. Saya pun beranjak dari kamar dan meraih benda kecil yang kemarin saya beli kemudian masuk ke kamarmandi tanpa pertimbangan apapun lagi. Dan benar saja, benda kecil itu memunculkan dunia garis merah yang sangat saya nantikan. Dan astaga, kalau saja saya tidak sedang berada di kamarmandi, mungkin saya sudah berteriak sejadi-jadinya!  Dengan senyum mengembang lebar saya tunjukkan benda kecil itu pada suami, dan Ia tersenyum..