Skip to main content

Tweet hasil Insomnia beberapa malam (yang lalu)


Mereka yang menghina pengangguran nggak pernah tau gimana capeknya nganggur gak ada kerjaan..
Menyesal itu baik, selama yang disesalkan adalah waktu yang terbuang untuk kesia-siaan.
Selain airmata, do'a adalah puisi paling sederhana yang  mampu meredam sejuta rindu yang tak mungkin berujung temu
Bisa jadi, hal kecil yang selalu kita abaikan adalah sesuatu yang penting bagi orang lain. Perhatian misalnya.
Semua yang melemahkan, pada akhirnya akan menjadi batu loncatan yang membawa kita ke titik balik menuju kekuatan yang sebenarnya.
Seperti halnya senja yang tak dapat ku tahan datangnya, pergimu pun diluar batas dayaku untuk mencegahnya..
Jika senja adalah kaca, maka fragmen jingga yang ku genggam ini adalah rindu yang hanya memberiku luka
Jangan lupa kalau gagal juga merupakan sebuah prestasi. Prestasi (gertir) yang harus bisa memotivasi kita untuk segera bangkit dan membalik keadaan.
Maybe, that person you want most is the person you're best without.
Banyak hal yang nggak bisa dipaksakan, tapi layak diberi kesempatan
Aku membutuhkanmu sebanyak kebutuhanku akan kebebasan dari merindukanmu.
Diantara ruang-ruang do'a yang Kau sediakan, penghujung malam-Mu adalah ruang paling lapang untuk gelapnya hati yang mendamba terang.
Orang yang tersesat itu adalah orang yang beruntung, karena berkesempatan untuk mencoba lebih banyak jalan lain.
Panglima bercangkul tersenyum simpul, beras sebakul dirasa cukup untuk menjaga dapur istrinya tetap mengepul.
katakan padaku, akankah panglima kecil ini mampu mengalahkan musuh tangguh yang bernama "aku?" cerminku diam, kelu.
Malam memudar saat aksara layu diatas kepingan rindu yang menderu-deru, rindu kamu.
Noda ini aku, aku yang mencoba membersihkan diri dengan tobatku. Aku yang mandi dengan do'a-do'aku.
Jika cintamu adalah bercak noda, jangan heran jika kini kau dapati sekujur hatiku kotor semua..
Kembalikan aku pada tidur yang bebas dari amarah, rindu, lapar dan segala rasa yang membuatku terjaga beberapa malam kemarin.

Comments

Popular posts from this blog

Untuk seorang teman yang sedang bersedih ;)

Akan ada saat dimana kamu merasa begitu rapuh, bahkan terlalu rapuh untuk sekedar membohongi diri bahwa kamu sedang baik-baik saja. Air mata itu tak dapat lagi kamu tahan dengan seulas senyum yang dipaksakan, hingga pada akhirnya wajahmu akan membentuk ekspresi bodoh dengan mata yang berulang-kali mengerjap demi menahan bulir-bulir air yang hendak membanjir dipipi, lalu mengalir kedasar hati. Itulah saatnya kamu untuk berhenti berlagak kuat. Akui saja kalau kamu sedang kalah, kalah pada penguasaan diri yang biasanya selalu kau lakukan dengan baik. Kadang, terus-menerus menipu diri dengan berkata bahwa kamu baik-baik saja -padahal kamu remuk-redam didalam- malah akan semakin membuatmu terluka. Lepaskan… tak perlu lagi kau tahan, Suarakan, untuk apa kau bungkam? Tunjukkan! Tak perlu lagi dipendam… Jujur pada diri sendiri adalah wujud penghargaan paling tinggi pada diri sendiri. Kamu tau? Walaupun seluruh dunia memalingkan wajahnya darimu, ketika kamu   jujur ...

Ini ceritaku, apa ceritamu?

Berawal dari kebencian saya terhadap sayur pare, saya jadi sensitive mendengar segala sesuatu tentang jenis sayuran tersebut. Entah apa dosa pare terhadap saya, kebencian saya terhadap sayur imut tersebut seolah sudah mendarah daging dalam diri saya sejak kecil. Tidak ada alasan mengkhusus mengapa saya begitu menaruh sikap antipati terhadap pare. Mungkin hanya karena rasanya yang sangat pahit dan penampilannya yang kurang menarik minat saya. Lagipula tidak banyak makanan olahan yang dihasilkan dari sayur pare, tidak seperti kebanyakan sayur lain seperti bayam yang juga tidak begitu menarik minat saya, tapi kemudian menjadi cemilan favorit saya ketika penampakannya berubah menjadi keripik, yang lebih tenar dengan nama ’keripik bayam’. Terlepas dari kebencian saya yang mendalam terhadap pare, ternyata diam-diam saya merasa penasaran terhadap sayur tersebut. Apalagi melihat kakak saya sendiri yang sangat menggemari sayur tersebut. Apakah rasa pare yang begitu pahit tersebut sangat w...

Mencari AKU

Dear, Lita.. Kamu adalah seorang yang sangat ku kenal, sebaik aku mengenal diriku sendiri. Namun kadang, kamu bisa menjadi seseorang yang sangat sulit dimengerti, sesulit aku berusaha mengerti diriku sendiri. Bolehkah aku sedikit menulis tokoh ’kita’ disini? Tiap pagi ketika mata kita baru saja terbuka, satu pertanyaan yang kita hafal diluar kepala selalu jadi hidangan pembuka bagi hari-hari panjang kita, hari-hari lelah kita: ” Tuhan, untuk apa aku diciptakan ?” Itu kan yang selalu kita pertanyakan? Tentang eksistensi kita. Tentang kepentingan kita didunia ini. Sebuah pertanyaan yang sebenarnya sudah kita ketahui jawabannya, namun kita masih belum dan tak pernah puas dengannya. Sebuah pertanyaan paling naif sebagai bentuk halus dari cara kita menyalahkan Tuhan karena beberapa ketidak-adilan-Nya pada kita. Iya kan?   Kadang, ah tidak, sering kita merasa Tuhan begitu tak adil dengan bolak-balik memberi kita cobaan. Seolah DIA sangat suka melihat betapa susahnya kita memera...