Skip to main content

Rasanya seperti jatuh cinta lagi..



Suka senyum-senyum sendiri tiap saat teringat bagaimana Tuhan menunjukkan kasih sayang-Nya padaku dengan cara-Nya yang unik. Rasanya sudah tak ada keraguan lagi bahwa pertolongan Tuhan memang selalu dekat adanya…


Aku hanya perlu menunggu, dan yakin bahwa pertolongan-Nya datang tak pernah terlambat. Selalu disaat yang tepat. Disaat aku telah benar-benar siap, dan mengerti sendiri bahwa semua yang melemahkanku, pada akhirnya hanya akan menjadi batu loncatan yang membawaku selangkah lebih dekat menuju kekuatanku yang sebenarnya.


Aku percaya, Tuhan mungkin tak selalu memberikan  apa yang ku minta. Namun Ia selalu tau saat yang tepat untuk memberikan  apa yang ku butuhkan.


Sama halnya ketika aku berkali-kali meminta kekuatan padaNya, aku tak merasa kekuatan itu lantas ada padaku saat itu juga. Tuhan malah memberikanku kesulitan demi kesulitan. Kesulitan-kesulitan yang kerap membuat mataku basah setiap malam. Yang membuatku semakin mempertanyakan letak kemurahan dan keadilan-Nya. 


Namun bila dipikir-pikir kembali, justru kesulitan itulah yang membuatku menemukan kekuatan yang ada padaku. Dan dengan kata lain, Tuhan sedang berkata padaku dengan caraNya sendiri  bahwa Ia tidak menciptakan makhluk yang lemah, semuanya terlahir kuat..seperti halnya aku. Hanya saja, aku harus menemukan kekuatanku sendiri  melalui cara-cara-Nya yang kadang terasa sulit untuk dilewati.


Tuhan tak menjawab pintaku, namun menunjukkan cara agar ku temukan sendiri jawaban yang telah ada padaku.


Entah mengapa, hatiku selalu bergetar saat mengingat hal itu. Mataku basah lagi, Tuhan.. namun bukan karena kesedihan. Tapi karena rasanya hati ini semakin sesak oleh cinta yang kian tumbuh besar kepada-Mu.


Terimakasih atas kesempatan yang Kau berikan untukku belajar sedikit demi sedikit  mengerti kehidupan ini, yang semuanya dengan pelan namun pasti membuatku merasa menjadi semakin dewasa dalam  beberapa hal. 
Terimakasih untuk segalanya…

  

Comments

Popular posts from this blog

Kamarku Istanaku

Aku memang lebih suka seperti ini, memaku diri dalam penjara imajiner yang kuciptakan sendiri. Kubiarkan diam mengajakku bicara semaunya, hingga ia lelah, hingga tak kudengar lagi bingar suaranya ditelingaku. Hanya di kamar ini kutemukan waktu istimewaku untuk bercakap dengan pikiranku sendiri. Apa yang ku mau, apa yang ku rasa, dan apa yang ingin ku katakan, yang sebisa mungkin tak ku ungkapkan saat berada diluar sana kini membuncah bak air bah, di kamar ini. Dan aku sangat menikmati saat-saat seperti ini... Berbeda dengan mereka, aku memang  punya caraku sendiri untuk melegakan sesaknya hati. Dan disini, di kamar ini, aku memenjara diri dan membiarkan sedihku bebas berkelana, mengudara, untuk kemudian menjelma hujan dikedua pipiku. Biarlah. Aluna Maharani

kejutan

Malam itu saya nyaris tidak bisa tidur memikirkan sebuah benda kecil yang saya beli beberapa jam sebelumnya. Pikiran saya nyaris tidak teralihkan dari benda kecil itu.. memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi, kejutan apa yang sedang menanti saya, dan perubahan apa yang akan dia bawa nantinya. Berjam-jam sibuk memikirkan itu hingga tanpa sadar saya pun jatuh tertidur, dengan mimpi tentang benda kecil tersebut. Subuh mengetuk jendela, dan seketika saya membuka mata. Inilah saatnya! Kata saya dalam hati. Ini saat yang saya tunggu-tunggu sejak kemarin. Saya pun beranjak dari kamar dan meraih benda kecil yang kemarin saya beli kemudian masuk ke kamarmandi tanpa pertimbangan apapun lagi. Dan benar saja, benda kecil itu memunculkan dunia garis merah yang sangat saya nantikan. Dan astaga, kalau saja saya tidak sedang berada di kamarmandi, mungkin saya sudah berteriak sejadi-jadinya!  Dengan senyum mengembang lebar saya tunjukkan benda kecil itu pada suami, dan Ia tersenyum..