Skip to main content

(Masih) Tentang Waktu Yang Sama

Ada jejak yang tertinggal saat waktu beranjak dari sisimu. Jejak yang sengaja Ia biarkan berserak agar terlihat oleh kedua ekor matamu itu. Mungkin, dengan jejak-jejak ituwaktu ingin menuntunmu berjalan ketempat ia menunggumu, diujung jalan itu.

Atau mungkin juga tidak, sebenarnya waktu tak benar-benar sedang menunggumu. Ia bukan sesuatu yang bisa diam lebih dari sepersekian detik hanya untuk menunggu. Ia adalah suatu yang terus dan terus menerus bergerak dan akan bergerak terus meninggalkanmu.

Maka kejarlah dia sebelum langkahnya terlampau jauh dari yang dapat dijangkau kaki-kaki kecilmu itu!

Jangan biarkan waktu menjebakmu dalam kenangan demi kenangan yang Ia cipta dalam jejak yang ia tinggalkan. Kenangan pada benda yang ketika melihatnya membuatmu betah memaku diri lama-lama untuk sekedar mengingat yang telah lalu. Atau kenangan pada satu-dua lagu yang membuatmu menghentikan langkah hanya untuk mendengarkan ingatanmu yang berteriak lewat lyric penuh kerinduan semu itu.

Sampai kapan kau akan berdiam ditempat yang sama? Sedang waktu semakin jauh beranjak dari sisimu?

Bergeraklah... sejajarkan langkahmu dengannya. Tinggalkan jejak kenangan bersamanya, sang waktu. Kemudian biarkan angin meniup jejak-jejak itu.... biarkan hujan menghapus kenangan-kenangan itu. Karena kamu hidup bukan untuk berdiam diri disatu tempat  disatu masa. Kamu, serupa waktu  adalah sesuatu yang harus terus-menerus bergerak mengikuti arus kehidupan yang begitu derasnya. Kamu akan sakit bila memaksa diri bergerak melawan arus, kamu hanya akan terluka bila memaksa diri untuk tetap tinggal ditempat yang sama dalam waktu yang lama.

Kamu terlahir bukan  untuk membusuk di masa lalu.
Kamu tercipta untuk selalu melangkah kedepan dengan belajar dari setiap langkah yang kau ambil.
Kamu mungkin akan terjatuh berkali-kali, lalu bangkitlah lagi..lagi dan lagi.
Kamu mungkin akan merasakan perihnya luka disekujur tubuhmu, tapi kau pun harus ingat.. pada setiap luka itu ada obat yang diam-diam Tuhan titipkan untuk menyembuhkanmu.

Lalu jika kau telah sampai pada titik kau merasa begitu putus asa, jangan pernah lupa... bahwa Tuhan masih ada bersamamu dan akan selalu begitu. Ia selalu siap jika sewaktu-waktu kau memanggil namaNya untuk kau mintai pertolongan. Maka mintalah! Mintalah dengan hati yang sungguh-sungguh percaya bahwa Ia pasti akan mengabulkan permintaanmu itu. Walau tidak dengan cara yang kau kira, tapi yakinlah cara-Nya selalu yang paling sempurna untukmu.

Bergeraklah dengan kedua kakimu.. pijakkan telapak kaki itu diatas bumi ciptaan-Nya ini. Berjalanlah, tataplah sekitarmu. Lihatlah rumput-rumput itu, rumput yang selalu kembali hijau setelah terinjak.. hangus oleh panas matahari, atau sekarat karena  terendam genang air hujan. Ia selalu kembali hijau, sehijau harapan yang selalu dibawa mentari pagi.

Angkat dagumu dan lihat langit diatas sana. Gambar birunya didalam kepalamu, dan ciptakan gumpalan awan-awan putih yang bergerak dalam benakmu. Bayangkan kau adalah burung yang terbang bebas memecah udara. Bayangkan kedua sayapmu mengepak dengan gerakan teratur sembari menyebut asma-Nya. Bukankah ada banyak hal yang lebih indah untuk dilihat di dunia ini selain berdiam diri disatu tempat yang sama?

Kamu, terlalu berharga untuk terpenjara dalam sepimu.

Kamu terlalu istimewa untuk terjebak dalam ilusi masa lalumu.


Maka bergeraklah bersama waktu.

Comments

Popular posts from this blog

Kamarku Istanaku

Aku memang lebih suka seperti ini, memaku diri dalam penjara imajiner yang kuciptakan sendiri. Kubiarkan diam mengajakku bicara semaunya, hingga ia lelah, hingga tak kudengar lagi bingar suaranya ditelingaku. Hanya di kamar ini kutemukan waktu istimewaku untuk bercakap dengan pikiranku sendiri. Apa yang ku mau, apa yang ku rasa, dan apa yang ingin ku katakan, yang sebisa mungkin tak ku ungkapkan saat berada diluar sana kini membuncah bak air bah, di kamar ini. Dan aku sangat menikmati saat-saat seperti ini... Berbeda dengan mereka, aku memang  punya caraku sendiri untuk melegakan sesaknya hati. Dan disini, di kamar ini, aku memenjara diri dan membiarkan sedihku bebas berkelana, mengudara, untuk kemudian menjelma hujan dikedua pipiku. Biarlah. Aluna Maharani

kejutan

Malam itu saya nyaris tidak bisa tidur memikirkan sebuah benda kecil yang saya beli beberapa jam sebelumnya. Pikiran saya nyaris tidak teralihkan dari benda kecil itu.. memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi, kejutan apa yang sedang menanti saya, dan perubahan apa yang akan dia bawa nantinya. Berjam-jam sibuk memikirkan itu hingga tanpa sadar saya pun jatuh tertidur, dengan mimpi tentang benda kecil tersebut. Subuh mengetuk jendela, dan seketika saya membuka mata. Inilah saatnya! Kata saya dalam hati. Ini saat yang saya tunggu-tunggu sejak kemarin. Saya pun beranjak dari kamar dan meraih benda kecil yang kemarin saya beli kemudian masuk ke kamarmandi tanpa pertimbangan apapun lagi. Dan benar saja, benda kecil itu memunculkan dunia garis merah yang sangat saya nantikan. Dan astaga, kalau saja saya tidak sedang berada di kamarmandi, mungkin saya sudah berteriak sejadi-jadinya!  Dengan senyum mengembang lebar saya tunjukkan benda kecil itu pada suami, dan Ia tersenyum..