Skip to main content

g i l a


Aku merasa cukup puas menjadi kenanganmu. Tersempil kecil disebuah ruang dihati yang kini penuh sesak oleh kebahagiaan baru. Setidaknya, waktu nantinya akan membuatmu ingat lagi padaku, mungkin disaat sepi, atau saat kau rindu aku namun mati-matikan kau tepis itu.

Aku rasa tak mengapa.

Sangat tak mengapa. Daripada benar-benar tiada karena terlupa, atau sengaja kau buat dirimu lupa.

Padaku.

Yang selalu megingatmu dalam susah senangku. Sekalipun aku tak pernah menjadi seseorang, melainkan hanya sesuatu untuk kau dapatkan –karena kebetulan saat itu kau adalah seorang yang menyukai tantangan-

Tantangan itu berupa aku. Sayangnya aku terlalu lugu untuk segera menjatuhkan hati pada wajah rupawan dan otak brilian yang adalah kamu. Aku hanya untuk kau dapatkan, untuk kau miliki. Dan sejak pertama kamu telah menjadi sesorang yang ku perjuangkan, dan ku sayangi dengan sepenuh hati.

Hati ini.

Cukup luas untuk menerimamu kembali namun kau lebih memilih pergi. Bagimu, untuk apa bersama dengan sesuatu jika ada seseorang lain yang lebih layak untuk dicintai?

Cinta ini.

Adalah cinta yang cukup jahat untuk memeras air dari kedua kelopak mataku.

Mataku ini.

Telah terbiasa menatapmu lama, dan kini harus maklum dengan ketiadaan yang sakitnya selalu terasa sama.

Samasekali tak mengapa.

Cinta memang begini, terkadang gila. 

Comments

Popular posts from this blog

Kamarku Istanaku

Aku memang lebih suka seperti ini, memaku diri dalam penjara imajiner yang kuciptakan sendiri. Kubiarkan diam mengajakku bicara semaunya, hingga ia lelah, hingga tak kudengar lagi bingar suaranya ditelingaku. Hanya di kamar ini kutemukan waktu istimewaku untuk bercakap dengan pikiranku sendiri. Apa yang ku mau, apa yang ku rasa, dan apa yang ingin ku katakan, yang sebisa mungkin tak ku ungkapkan saat berada diluar sana kini membuncah bak air bah, di kamar ini. Dan aku sangat menikmati saat-saat seperti ini... Berbeda dengan mereka, aku memang  punya caraku sendiri untuk melegakan sesaknya hati. Dan disini, di kamar ini, aku memenjara diri dan membiarkan sedihku bebas berkelana, mengudara, untuk kemudian menjelma hujan dikedua pipiku. Biarlah. Aluna Maharani

kejutan

Malam itu saya nyaris tidak bisa tidur memikirkan sebuah benda kecil yang saya beli beberapa jam sebelumnya. Pikiran saya nyaris tidak teralihkan dari benda kecil itu.. memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi, kejutan apa yang sedang menanti saya, dan perubahan apa yang akan dia bawa nantinya. Berjam-jam sibuk memikirkan itu hingga tanpa sadar saya pun jatuh tertidur, dengan mimpi tentang benda kecil tersebut. Subuh mengetuk jendela, dan seketika saya membuka mata. Inilah saatnya! Kata saya dalam hati. Ini saat yang saya tunggu-tunggu sejak kemarin. Saya pun beranjak dari kamar dan meraih benda kecil yang kemarin saya beli kemudian masuk ke kamarmandi tanpa pertimbangan apapun lagi. Dan benar saja, benda kecil itu memunculkan dunia garis merah yang sangat saya nantikan. Dan astaga, kalau saja saya tidak sedang berada di kamarmandi, mungkin saya sudah berteriak sejadi-jadinya!  Dengan senyum mengembang lebar saya tunjukkan benda kecil itu pada suami, dan Ia tersenyum..