Skip to main content

Rumah


Sempat ku mengenal cinta yang tak berakhir bahagia
namun aku tak membencinya
Karena ku tau Tuhan ingin aku belajar darinya,
Tentang rasa yang sekedar mampir
tanpa harus tinggal lebih lama.
apalagi selamanya

Pernah ku dikenalkan-Nya pada cinta yang hanya
membuatku menghela nafas berkali-kali, namun tak lelah ku dibuatnya
Karena aku tau, Tuhan sedang berbisik padaku
tentang cara menyemai bibit sabar dalam benakku
Sehingga tumbuh ia dengan rimbun daunnya
Menyejukkan hati yang selalu resah
diterpa terik takut kehilangan, dia

jika aku seumpama rumah, maka hatiku adalah
ruang tamu bagi dia yang datang membawa sebingkis pelajaran hidup
Ku jamu Ia layaknya seorang tamu istimewa, (dan memang begitu seharusnya)
Karena kelak ketika Ia memutuskan untuk pergi,
aku harus tau bagaimana cara mengendalikan hati
untuk tak membuka pintuku lagi
pada sembarang lelaki.

Comments

Popular posts from this blog

Kamarku Istanaku

Aku memang lebih suka seperti ini, memaku diri dalam penjara imajiner yang kuciptakan sendiri. Kubiarkan diam mengajakku bicara semaunya, hingga ia lelah, hingga tak kudengar lagi bingar suaranya ditelingaku. Hanya di kamar ini kutemukan waktu istimewaku untuk bercakap dengan pikiranku sendiri. Apa yang ku mau, apa yang ku rasa, dan apa yang ingin ku katakan, yang sebisa mungkin tak ku ungkapkan saat berada diluar sana kini membuncah bak air bah, di kamar ini. Dan aku sangat menikmati saat-saat seperti ini... Berbeda dengan mereka, aku memang  punya caraku sendiri untuk melegakan sesaknya hati. Dan disini, di kamar ini, aku memenjara diri dan membiarkan sedihku bebas berkelana, mengudara, untuk kemudian menjelma hujan dikedua pipiku. Biarlah. Aluna Maharani

kejutan

Malam itu saya nyaris tidak bisa tidur memikirkan sebuah benda kecil yang saya beli beberapa jam sebelumnya. Pikiran saya nyaris tidak teralihkan dari benda kecil itu.. memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi, kejutan apa yang sedang menanti saya, dan perubahan apa yang akan dia bawa nantinya. Berjam-jam sibuk memikirkan itu hingga tanpa sadar saya pun jatuh tertidur, dengan mimpi tentang benda kecil tersebut. Subuh mengetuk jendela, dan seketika saya membuka mata. Inilah saatnya! Kata saya dalam hati. Ini saat yang saya tunggu-tunggu sejak kemarin. Saya pun beranjak dari kamar dan meraih benda kecil yang kemarin saya beli kemudian masuk ke kamarmandi tanpa pertimbangan apapun lagi. Dan benar saja, benda kecil itu memunculkan dunia garis merah yang sangat saya nantikan. Dan astaga, kalau saja saya tidak sedang berada di kamarmandi, mungkin saya sudah berteriak sejadi-jadinya!  Dengan senyum mengembang lebar saya tunjukkan benda kecil itu pada suami, dan Ia tersenyum..