Skip to main content

Kita & Malam


Aku ingin mengajakmu duduk di hampar rerumputan, di penghujung malam
Saat bintang biru yang gemetaran hanya dapat menyimpan cemburunya diam-diam

Kita pun diam,
Membiarkan udara leluasa lalu-lalang disekat tubuh kita yang tak saling berdekatan
Dingin malam ini tak seharusnya membuat pipiku merona
Namun diammu itu, lebih riuh dari jutaan rangkai kata

Memesona getar jiwaku yang ku takut akan terdengar olehmu
Kusembunyikan teriak girangku dibalik diam,
Dan bintang yang cemburu menjatuhkan diri dikejauhan

Kita dan malam, duduk dibawah naungan ibu bulan
Dingin yang seharusnya membekukan
Terasa layaknya buaian penuh kehangatan

Kita dan malam, tak saling berdekatan
Tak saling bersentuhan,
Tak saling memperdengarkan, melainkan hanya duduk diantara dua diam

Hanya kita dan malam, kita dan diam, kita dan bintang
Kita dan keinginan, kita dan cinta yang didiamkan,
Kita dan kata yang tak terkatakan
Kita yang merupakan aku dan kamu yang takkan pernah menjadi kita, lagi.

Comments

Popular posts from this blog

Kamarku Istanaku

Aku memang lebih suka seperti ini, memaku diri dalam penjara imajiner yang kuciptakan sendiri. Kubiarkan diam mengajakku bicara semaunya, hingga ia lelah, hingga tak kudengar lagi bingar suaranya ditelingaku. Hanya di kamar ini kutemukan waktu istimewaku untuk bercakap dengan pikiranku sendiri. Apa yang ku mau, apa yang ku rasa, dan apa yang ingin ku katakan, yang sebisa mungkin tak ku ungkapkan saat berada diluar sana kini membuncah bak air bah, di kamar ini. Dan aku sangat menikmati saat-saat seperti ini... Berbeda dengan mereka, aku memang  punya caraku sendiri untuk melegakan sesaknya hati. Dan disini, di kamar ini, aku memenjara diri dan membiarkan sedihku bebas berkelana, mengudara, untuk kemudian menjelma hujan dikedua pipiku. Biarlah. Aluna Maharani

kejutan

Malam itu saya nyaris tidak bisa tidur memikirkan sebuah benda kecil yang saya beli beberapa jam sebelumnya. Pikiran saya nyaris tidak teralihkan dari benda kecil itu.. memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi, kejutan apa yang sedang menanti saya, dan perubahan apa yang akan dia bawa nantinya. Berjam-jam sibuk memikirkan itu hingga tanpa sadar saya pun jatuh tertidur, dengan mimpi tentang benda kecil tersebut. Subuh mengetuk jendela, dan seketika saya membuka mata. Inilah saatnya! Kata saya dalam hati. Ini saat yang saya tunggu-tunggu sejak kemarin. Saya pun beranjak dari kamar dan meraih benda kecil yang kemarin saya beli kemudian masuk ke kamarmandi tanpa pertimbangan apapun lagi. Dan benar saja, benda kecil itu memunculkan dunia garis merah yang sangat saya nantikan. Dan astaga, kalau saja saya tidak sedang berada di kamarmandi, mungkin saya sudah berteriak sejadi-jadinya!  Dengan senyum mengembang lebar saya tunjukkan benda kecil itu pada suami, dan Ia tersenyum..