Skip to main content

sebotol gerimis


Perempuan itu
Menadah gerimis untuk diminumkan pada bayinya.
Gerimis dimasukkan kedalam botol
Diaduk sebentar sementara si bayi
berteriak-teriak tak sabar. Tangan perempuan itu gemetar
bergetar

”sabarlah nak, gerimis ini begitu tipis” serunya
sembari menatap lirih pada botol yang tak kunjung meluber isinya
si bayi kembali membentak ibunya yang mudah terkesiap
telinga tuanya begitu sensitif dengan suara-suara
tangan keriputnya kerepotan menutup botol
yang belum penuh sempurna
seperti titah si bayi

wajah bayi itupun merengut, cemberut
diraihnya dengan kasar botol dari tangan ibunya
”kenapa cuma segini? Aku maunya penuh!” rajuk bayi dengan manja
Tangan mungilnya mengepal jempol sang Ibu
Sambil menenggak gerimis demi gerimis dalam botol susunya
“rasanya pun sedikit asin!! Kau isi apa pada botol susuku, ibu??” bentaknya.

Perempuan tua yang ia panggil ibu itupun kembali terkesiap
nyala dalam matanya takut jika dustanya tersingkap
lewat rasa pada botol gerimis yang tak dapat berbohong itu
lewat botol yang separuhnya Ia isi dengan gerimis
yang turun sepotong demi sepotong
membawa kabar  duka bahwa suaminya telah tiada
perempuan yang takut bayinya murka itupun
memeras air matanya untuk separuh isi botol itu
untuk diminumkan pada bayinya yang lapar
untuk bayi satu-satunya yang selalu berteriak tak sabar                      


Comments

  1. Kykx se0rang ibu lbih mlih hujan2 kmudian bjux yg bsah d peras bwt si anak mzkpun dg rsik0 si ibu bkaL sakit drpd mmbagi air mtax k anakx :-P
    Happy m0ther's day
    L0ve y0u m0m :-*

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Untuk seorang teman yang sedang bersedih ;)

Akan ada saat dimana kamu merasa begitu rapuh, bahkan terlalu rapuh untuk sekedar membohongi diri bahwa kamu sedang baik-baik saja. Air mata itu tak dapat lagi kamu tahan dengan seulas senyum yang dipaksakan, hingga pada akhirnya wajahmu akan membentuk ekspresi bodoh dengan mata yang berulang-kali mengerjap demi menahan bulir-bulir air yang hendak membanjir dipipi, lalu mengalir kedasar hati. Itulah saatnya kamu untuk berhenti berlagak kuat. Akui saja kalau kamu sedang kalah, kalah pada penguasaan diri yang biasanya selalu kau lakukan dengan baik. Kadang, terus-menerus menipu diri dengan berkata bahwa kamu baik-baik saja -padahal kamu remuk-redam didalam- malah akan semakin membuatmu terluka. Lepaskan… tak perlu lagi kau tahan, Suarakan, untuk apa kau bungkam? Tunjukkan! Tak perlu lagi dipendam… Jujur pada diri sendiri adalah wujud penghargaan paling tinggi pada diri sendiri. Kamu tau? Walaupun seluruh dunia memalingkan wajahnya darimu, ketika kamu   jujur ...

kejutan

Malam itu saya nyaris tidak bisa tidur memikirkan sebuah benda kecil yang saya beli beberapa jam sebelumnya. Pikiran saya nyaris tidak teralihkan dari benda kecil itu.. memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi, kejutan apa yang sedang menanti saya, dan perubahan apa yang akan dia bawa nantinya. Berjam-jam sibuk memikirkan itu hingga tanpa sadar saya pun jatuh tertidur, dengan mimpi tentang benda kecil tersebut. Subuh mengetuk jendela, dan seketika saya membuka mata. Inilah saatnya! Kata saya dalam hati. Ini saat yang saya tunggu-tunggu sejak kemarin. Saya pun beranjak dari kamar dan meraih benda kecil yang kemarin saya beli kemudian masuk ke kamarmandi tanpa pertimbangan apapun lagi. Dan benar saja, benda kecil itu memunculkan dunia garis merah yang sangat saya nantikan. Dan astaga, kalau saja saya tidak sedang berada di kamarmandi, mungkin saya sudah berteriak sejadi-jadinya!  Dengan senyum mengembang lebar saya tunjukkan benda kecil itu pada suami, dan Ia terseny...

Mencari AKU

Dear, Lita.. Kamu adalah seorang yang sangat ku kenal, sebaik aku mengenal diriku sendiri. Namun kadang, kamu bisa menjadi seseorang yang sangat sulit dimengerti, sesulit aku berusaha mengerti diriku sendiri. Bolehkah aku sedikit menulis tokoh ’kita’ disini? Tiap pagi ketika mata kita baru saja terbuka, satu pertanyaan yang kita hafal diluar kepala selalu jadi hidangan pembuka bagi hari-hari panjang kita, hari-hari lelah kita: ” Tuhan, untuk apa aku diciptakan ?” Itu kan yang selalu kita pertanyakan? Tentang eksistensi kita. Tentang kepentingan kita didunia ini. Sebuah pertanyaan yang sebenarnya sudah kita ketahui jawabannya, namun kita masih belum dan tak pernah puas dengannya. Sebuah pertanyaan paling naif sebagai bentuk halus dari cara kita menyalahkan Tuhan karena beberapa ketidak-adilan-Nya pada kita. Iya kan?   Kadang, ah tidak, sering kita merasa Tuhan begitu tak adil dengan bolak-balik memberi kita cobaan. Seolah DIA sangat suka melihat betapa susahnya kita memera...