Kau lelaki linglung. Limbung dengan satu hantam
keragu-raguan yang merajam hati dan isi kepalamu. Sebegitu tinggikah benteng
ketakutanmu itu sehingga kau harus merasa pasrah jauh sebelum kau coba satu
kali saja tuk menerjangnya? Ataukah kau merasa lebih nyaman untuk berlindung
dibalik ketiak nyalimu yang penakut itu? Akh, lelaki… hidupmu tak jauh dari
kubangan bimbang dan kegamangan. Kau yang ciptakan, seharusnya kau tak turut
tenggelam! Kelak jika yang
tersisa hanyalah ruang demi ruang, adakah pintu ‘kan terbuka ketika kau
mengetuk? Lalu apakah puas ego lelakimu dengan hanya mengikhlaskan apa yang tak
pernah kau perjuangkan berada ditangan siapa saja selain KAU, lelaki-ku!!!
Gerimis yang sesekali diselingi gemuruh Guntur yang bersahutan dan rumah yang lengang membuat saya ingin sedikit menorah beberapa hal yang semenjak beberapa waktu ini begitu mendesak ingin segera dituliskan. Kalau diingat-ingat lagi, saya memang sudah agak lama tidak lagi duduk dan bercerita di Bale Bengong ini kepada kalian yang tanpa sengaja tersesat disini. Dan kalau dipikir-pikir lagi, rumah ini tak terlalu lengang sekarang ini karena saya tidak sedang sendirian. Suami memang masih di kantor dan belum pulang, namun didalam rahim saya ada sesosok janin mungil yang kini genap berusia tiga bulan sedang menemani saya yang kesepian. “ Halo sayang, sehat-sehat selalu didalam perut ibu ya J ” Bicara tentang janin, hati saya mengembang lagi sekarang. Senang? Tentu saja.. tiga bulan ini telah menjadi saat-saat paling ajaib sejak kehadirannya. Janin mungil yang sebelumnya selalu kami sebut dalam do’a kini tengah meringkuk tenang didalam rahim saya, sedang tumbuh dan ter...
Comments
Post a Comment