Skip to main content

Senja berkabar duka


Hari itu senjaku tak sejingga biasanya. Genang air dalam kelopak mataku yang basah mengaburkan pendar-pendar cerahnya. Tepat saat Azan Maghrib mengumandang syahdu, angin datang membawa kabar itu lagi. Terbata-bata ia bisikkan ditelingaku bahwa kakak terkasihku telah berpulang ke pangkuan-Nya. Luruh segala tulang dalam tubuhku. Runtuh jua kesadaranku. Sesaat waktu seakan berhenti diwaktu itu, memberikan jeda untukku mencerna kabar duka yang baru saja kudengar.  Aku membatu, kelu, namun tak sampai hilang kesadaranku. Raung tangis ibu menyadarkanku bahwa saat itu bukanlah waktuku untuk turut menangis. Gemetar kedua lengan kurusku memeluknya, semakin kuat Ia meronta semakin tubuhku bergoncang hebat menahan sesak yang hendak meledak. Putramu,bu.. putra kesayanganmu telah pergi... putramu yang didera sakit sekian tahun telah tiada...” bisikku dalam hati tanpa mampu berkata-kata, kupeluk saja ibuku dengan sisa-sisa kekuatanku. .. Sampai magrib berlalu dengan lebih lama dari biasanya, dengan sendu penuh air mata. Dalam sujud di rakaat terakhirku tubuhku berguncang hebat, tepat saat otakku t’lah sadar sepenuhnya bahwa sekali lagi, takdir menamparku dengan kehilangan, lagi. Sesaat aku protes kepada Tuhan Sang Maha Pencipta... mengapa harus dia,Tuhan? Mengapa bukan aku saja yang Kau ambil................................................................................................

Comments

Popular posts from this blog

Miracle

Gerimis yang sesekali diselingi gemuruh Guntur yang bersahutan dan rumah yang lengang membuat saya ingin sedikit menorah beberapa hal yang semenjak beberapa waktu ini begitu mendesak ingin segera dituliskan. Kalau diingat-ingat lagi, saya memang sudah agak lama tidak lagi duduk dan bercerita di Bale Bengong   ini kepada kalian yang tanpa sengaja tersesat disini. Dan kalau dipikir-pikir lagi, rumah ini tak terlalu lengang sekarang ini karena saya tidak sedang sendirian. Suami memang masih di kantor dan belum pulang, namun didalam rahim saya ada sesosok janin mungil yang kini genap berusia tiga bulan sedang menemani saya yang kesepian. “ Halo sayang, sehat-sehat selalu didalam perut ibu ya J ” Bicara tentang janin, hati saya mengembang lagi sekarang. Senang? Tentu saja.. tiga bulan ini telah menjadi saat-saat paling ajaib sejak kehadirannya. Janin mungil yang sebelumnya selalu kami sebut dalam do’a kini tengah meringkuk tenang didalam rahim saya, sedang tumbuh dan ter...

kejutan

Malam itu saya nyaris tidak bisa tidur memikirkan sebuah benda kecil yang saya beli beberapa jam sebelumnya. Pikiran saya nyaris tidak teralihkan dari benda kecil itu.. memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi, kejutan apa yang sedang menanti saya, dan perubahan apa yang akan dia bawa nantinya. Berjam-jam sibuk memikirkan itu hingga tanpa sadar saya pun jatuh tertidur, dengan mimpi tentang benda kecil tersebut. Subuh mengetuk jendela, dan seketika saya membuka mata. Inilah saatnya! Kata saya dalam hati. Ini saat yang saya tunggu-tunggu sejak kemarin. Saya pun beranjak dari kamar dan meraih benda kecil yang kemarin saya beli kemudian masuk ke kamarmandi tanpa pertimbangan apapun lagi. Dan benar saja, benda kecil itu memunculkan dunia garis merah yang sangat saya nantikan. Dan astaga, kalau saja saya tidak sedang berada di kamarmandi, mungkin saya sudah berteriak sejadi-jadinya!  Dengan senyum mengembang lebar saya tunjukkan benda kecil itu pada suami, dan Ia terseny...

Palangka Menguning

Foto diambil dari depan Polres Palangka Terhitung sejak pertengahan Agustus lalu sampai hari ini asap masih mengepung disegala penjuru hingga ke sudut-sudut kota Palangka Raya. Nggak cuma diluar, kadang asap juga masuk sampai kedalam rumah sampai-sampai untuk bernapas saja rasanya sakit. Menyalakan kipas angin sepanjang waktu juga tidak banyak menolong. Dan hari ini asap berwarna kuning kemerahan disini. Bisa dibayangkan bagaimana sesaknya kami? Dada dan mata terasa perih, tenggorokan sakit, dan kepala jadi gampang pusing. Kami rindu langit biru, kami juga rindu bernapas lega. Kalau saja paru-paru ini bisa bicara, tentu ia sudah menjerit setiap saat. Tapi kami tetap bertahan, karena kami percaya Tuhan akan segera menyudahi bencana ini. Hari ini saya menulis catatan ini agar saya selalu ingat untuk bersyukur. Ketika Tuhan mengkaruniai saya dengan udara bersih dan lingkungan yang aman serta nyaman, terkadang saya luput untuk sekadar mengucap kata terimakasih pada-Ny...