Kalimat tanya “Beli makan dimana?” selalu berpasangan
dengan sesingkat kata ”terserah” dari mereka. Bingung kaki melengang hendak
kemana, demi perut yang sedari tadi memberontak kesal minta diisi. Kenapa harus
’terserah’ yang terlontar dari mulut kalian? Bukankah ada banyak tempat
disekitar kita, namun kenapa memilih terserah? Aku tak suka tempat itu.. disana
tak tersedia panganan beraneka rupa, rasa. Hanya tanda tanya baru dan
ketidak-puasan saru ditiap jengkal langkah kaki kita sesudahnya. Kadang aku marah
dengan seringnya mendengar kata terserah. Aku kesal namun kalian masih saja
bebal. Sering aku ingin berceloteh tentang marahku pada kalian yang membebaniku
dengan sebuah keputusan sakral,-hendak dimana kita membeli makan untuk
mengganjal perut ini-, namun aku terlalu malas untuk memperpanjang kata
terserah itu tadi.
Namun
waktu membuatku mulai terbiasa dengan terserah itu. Terbukti ketika tiba-tiba
rindu ini merasuk begitu saja saat tak ada kalian yang berkata ”terserah” itu
lagi untukku.. L
.:dedicated to all of my beloved sisters in Arkesa 15A. Bloody miss ya all:.
Comments
Post a Comment