Aku baru saja menyelesaikan bacaanku, ketika tiba-tiba saja bayangmu melintas, tersipu malu.
Tampak olehku kau seperti memendam ranumnya kerinduan yang telah dipupuk sang waktu. Jelas terlihat dari pipimu yang merona, merah muda.
Inginku akan hadirmu, ringan laksana mendung yang menggantung dilangit abu-abu, namun tajam laksana hujan yang menghunjam ditanah antah berantah. Sekelumit kisah yang ku petik dari kebersamaan kita mengajarkan padaku tentang berharganya waktu bersamamu. Namamu akan selalu hadir dalam catatanku, dan takkan pernah lapuk digerogoti waktu.
Sahabat, kau abadi hidup dalam kenanganku.
Selamat jalan Arsa............
16 Juli 2008
Tampak olehku kau seperti memendam ranumnya kerinduan yang telah dipupuk sang waktu. Jelas terlihat dari pipimu yang merona, merah muda.
Inginku akan hadirmu, ringan laksana mendung yang menggantung dilangit abu-abu, namun tajam laksana hujan yang menghunjam ditanah antah berantah. Sekelumit kisah yang ku petik dari kebersamaan kita mengajarkan padaku tentang berharganya waktu bersamamu. Namamu akan selalu hadir dalam catatanku, dan takkan pernah lapuk digerogoti waktu.
Sahabat, kau abadi hidup dalam kenanganku.
Selamat jalan Arsa............
16 Juli 2008
Comments
Post a Comment