Skip to main content

Hujan Hujan Hujan


Aku jatuh cinta.
Pada hujan.
Layaknya dua insan yang dimabuk cinta, akupun tak tau harus menjawab apa saat kau tanyakan sebuah alasan mengapa aku mencintai hujan.

Bagiku.. hujan adalah kamu.
Kamu adalah hujanku.
Teduh hatiku saat menatapmu, saat turun hujan pertamamu.

Hujan turun dengan wajah bahagia dan sedihku
Ada kala kenangan mengantarku pada dongeng kepahitan dimasa lalu, waktu itu
Pun suatu ketika hujan merembeskan sebaris kecil senyum pada bibirku
Aku seperti tengah melukis pelangiku sendiri
Pada permukaan kanvas biru kelabu itu
Lewat gumpalan awan abu-abu itu

Hujan dan kamu adalah dua hal berbeda namun sama dimataku
Selalu aku rindukan
..aku angankan
..aku harap-harap kedatangannya

Jika nanti seseorang memintaku berasalan lagi tentang cintaku pada hujan
Maka yang akan kusebut adalah namamu
Karena kamu dan hujan
adalah satu nama yang membuat aku jatuh cinta


Comments

Popular posts from this blog

Kamarku Istanaku

Aku memang lebih suka seperti ini, memaku diri dalam penjara imajiner yang kuciptakan sendiri. Kubiarkan diam mengajakku bicara semaunya, hingga ia lelah, hingga tak kudengar lagi bingar suaranya ditelingaku. Hanya di kamar ini kutemukan waktu istimewaku untuk bercakap dengan pikiranku sendiri. Apa yang ku mau, apa yang ku rasa, dan apa yang ingin ku katakan, yang sebisa mungkin tak ku ungkapkan saat berada diluar sana kini membuncah bak air bah, di kamar ini. Dan aku sangat menikmati saat-saat seperti ini... Berbeda dengan mereka, aku memang  punya caraku sendiri untuk melegakan sesaknya hati. Dan disini, di kamar ini, aku memenjara diri dan membiarkan sedihku bebas berkelana, mengudara, untuk kemudian menjelma hujan dikedua pipiku. Biarlah. Aluna Maharani

kejutan

Malam itu saya nyaris tidak bisa tidur memikirkan sebuah benda kecil yang saya beli beberapa jam sebelumnya. Pikiran saya nyaris tidak teralihkan dari benda kecil itu.. memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi, kejutan apa yang sedang menanti saya, dan perubahan apa yang akan dia bawa nantinya. Berjam-jam sibuk memikirkan itu hingga tanpa sadar saya pun jatuh tertidur, dengan mimpi tentang benda kecil tersebut. Subuh mengetuk jendela, dan seketika saya membuka mata. Inilah saatnya! Kata saya dalam hati. Ini saat yang saya tunggu-tunggu sejak kemarin. Saya pun beranjak dari kamar dan meraih benda kecil yang kemarin saya beli kemudian masuk ke kamarmandi tanpa pertimbangan apapun lagi. Dan benar saja, benda kecil itu memunculkan dunia garis merah yang sangat saya nantikan. Dan astaga, kalau saja saya tidak sedang berada di kamarmandi, mungkin saya sudah berteriak sejadi-jadinya!  Dengan senyum mengembang lebar saya tunjukkan benda kecil itu pada suami, dan Ia tersenyum..