Skip to main content

Tentang Hati, Untuk Rizky


Mengimani pemberian sebagai titipan yang tak boleh ditangisi ketika hilang.
Pun, mencintai musibah sebagaimana dalamnya kecintaan kita pada segala rupa anugerah yang Dia limpahkan. Apakah menurut-Mu kami sekuat itu, Ya Tuhan?

Hati ini penuh misteri.
Dan Tuhan? Bagian terkecil yang mana dari kuasa-Nya yang bisa ku mengerti?
Aku tak harus mengertinya, cukup mengimani, mengimani dengan hati, dengan hati ini lagi, dengan hati yang penuh misteri ini lagi.

Rasa berupa-rupa warna yang membuat manusia mengiba-iba, menghamba. Apakah kami hanya boneka? Rasa ini tak mudah kami mengerti. Rasa ini terlalu ajaib untuk kami pahami. Haruskah kami Kau beri untuk kemudian Kau ambil lagi, baru Kau izinkan kami mengerti sedikit tentang misteri hati kami ini?

Kau ambil ayah kami..ibu kami..anak-anak kami, sahabat-sahabat kami.. mereka yang paling kami cintai, namun tak Kau izinkan kami menangis berlama-lama untuk sepotong hati yang turut dibawa serta oleh mereka?

Katanya DOSA.
Kata siapa?
Kata mereka yang sepertinya telah mengerti hati mereka.
Kata mereka yang nampaknya begitu mengimani Kau, sebagai Tuhan mereka.

Kataku aku tak mengerti. Masih tak mengerti.
Dangkalnya hati membuat aku sulit ’tuk menggapai kunci dari misteri hati ini.

T’lah berulang kali Kau uji kami. Dengan rasa merah muda cinta, kemudian abu-abu ketika mulai terasa pahitnya kehilangan. Kau pun uji kami dengan sakit, kemudian sembuh, kemudian sakit lagi, dan kemudian mati meninggalkan orang-orang yang kami kasihi. Begitu banyak warna hati yang harus kami pelajari untuk bisa menjadi Hamba kesayangan-Mu. Ada begitu banyak rasa yang harus kami coba setelah banyak tawa dan  air mata, untuk menjadi apa? Untuk mendapat apa?

Katanya SURGA.
Kata siapa?
Kata mereka yang sepertinya telah mengerti hati mereka.
Kata mereka yang nampaknya begitu mengimani Kau, sebagai Tuhan mereka.

Tuhan. Aku bukannya meminta mereka untuk bertanya-tanya tentang hati. Aku tau pertanyaan ini tak akan menemui ujungnya.
Bukan jawaban yang kami maui, melainkan kekuatan. Kuatkan kami saja. Cinta kami kepada-Mu tak usah lagi Kau pertanyakan. Kami hanya kadang tersesat dalam kebingungan dangkal otak-otak manusia kami, keterbatasan kami. Jangan biarkan kebodohan kami ini, kebodohanku ini, menjadi kunci jawaban misteri hati yang malah menjerumuskan kami dalam lembah kenistaan yang Kau benci.

Katanya IMAN.
Maka seharusnya tak ada pertanyaan.
Hanya YAKINI.
Hanya PAHAMI.
Karena kuasa Tuhan bukanlah suatu yang harus dipertanyakan.
Kuasa Tuhan bukanlah suatu yang harus dijabarkan.

Mungkin.

Sampai mati, hati ini hanya akna menyisakan misteri.

Wallahua’lam bisshawab...... 




.:dedicated to my beloved lil brother, RIP sweetheart.. we loves you:.
Bali, 19 Agustus 2012

Comments

  1. pas banget naz... good job

    ReplyDelete
  2. Tulisan ini terinspirasi dr omku yg baru aja kehilangan anak kesayangannya. namanya Rizky. trlahir cacat, lumpuh total, 12 tahn seumur hdupnya cm bs berbaring. tapi si om g prnah malu ngenalin dy k org2..

    ngeliat dy depresi gtu kehilangan Rizky, aq jd brasa berkaca, flashback ke taun2 awal ayahku ga ada. aku ngrasain rasa yg sama, kehilangan yg sama. Tuhan yg ambil mereka, tapi Tuhan melarang kami sedih berlama-lama.

    ujung2nya segala peristiwa berakhir mnjadi persoalan hati ttg kuasa Tuhan-nya. perlukah? gak perlu, tp hati ini tetap butuh jawaban yg pasti. entahlah.

    :P

    ReplyDelete
  3. jangan lupa mampir ya! http://sesarjackson.blogspot.com

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Untuk seorang teman yang sedang bersedih ;)

Akan ada saat dimana kamu merasa begitu rapuh, bahkan terlalu rapuh untuk sekedar membohongi diri bahwa kamu sedang baik-baik saja. Air mata itu tak dapat lagi kamu tahan dengan seulas senyum yang dipaksakan, hingga pada akhirnya wajahmu akan membentuk ekspresi bodoh dengan mata yang berulang-kali mengerjap demi menahan bulir-bulir air yang hendak membanjir dipipi, lalu mengalir kedasar hati. Itulah saatnya kamu untuk berhenti berlagak kuat. Akui saja kalau kamu sedang kalah, kalah pada penguasaan diri yang biasanya selalu kau lakukan dengan baik. Kadang, terus-menerus menipu diri dengan berkata bahwa kamu baik-baik saja -padahal kamu remuk-redam didalam- malah akan semakin membuatmu terluka. Lepaskan… tak perlu lagi kau tahan, Suarakan, untuk apa kau bungkam? Tunjukkan! Tak perlu lagi dipendam… Jujur pada diri sendiri adalah wujud penghargaan paling tinggi pada diri sendiri. Kamu tau? Walaupun seluruh dunia memalingkan wajahnya darimu, ketika kamu   jujur ...

Ini ceritaku, apa ceritamu?

Berawal dari kebencian saya terhadap sayur pare, saya jadi sensitive mendengar segala sesuatu tentang jenis sayuran tersebut. Entah apa dosa pare terhadap saya, kebencian saya terhadap sayur imut tersebut seolah sudah mendarah daging dalam diri saya sejak kecil. Tidak ada alasan mengkhusus mengapa saya begitu menaruh sikap antipati terhadap pare. Mungkin hanya karena rasanya yang sangat pahit dan penampilannya yang kurang menarik minat saya. Lagipula tidak banyak makanan olahan yang dihasilkan dari sayur pare, tidak seperti kebanyakan sayur lain seperti bayam yang juga tidak begitu menarik minat saya, tapi kemudian menjadi cemilan favorit saya ketika penampakannya berubah menjadi keripik, yang lebih tenar dengan nama ’keripik bayam’. Terlepas dari kebencian saya yang mendalam terhadap pare, ternyata diam-diam saya merasa penasaran terhadap sayur tersebut. Apalagi melihat kakak saya sendiri yang sangat menggemari sayur tersebut. Apakah rasa pare yang begitu pahit tersebut sangat w...

Mencari AKU

Dear, Lita.. Kamu adalah seorang yang sangat ku kenal, sebaik aku mengenal diriku sendiri. Namun kadang, kamu bisa menjadi seseorang yang sangat sulit dimengerti, sesulit aku berusaha mengerti diriku sendiri. Bolehkah aku sedikit menulis tokoh ’kita’ disini? Tiap pagi ketika mata kita baru saja terbuka, satu pertanyaan yang kita hafal diluar kepala selalu jadi hidangan pembuka bagi hari-hari panjang kita, hari-hari lelah kita: ” Tuhan, untuk apa aku diciptakan ?” Itu kan yang selalu kita pertanyakan? Tentang eksistensi kita. Tentang kepentingan kita didunia ini. Sebuah pertanyaan yang sebenarnya sudah kita ketahui jawabannya, namun kita masih belum dan tak pernah puas dengannya. Sebuah pertanyaan paling naif sebagai bentuk halus dari cara kita menyalahkan Tuhan karena beberapa ketidak-adilan-Nya pada kita. Iya kan?   Kadang, ah tidak, sering kita merasa Tuhan begitu tak adil dengan bolak-balik memberi kita cobaan. Seolah DIA sangat suka melihat betapa susahnya kita memera...