Skip to main content

Andai Bukan Sekedar Mimpi


“Kita belum pernah jalan-jalan berdua kan, Yah? Ayo kita pergi sebentar menghirup udara segar..berdua saja. Aku ingin menghabiskan waktu denganmu, sekali ini saja..” Kataku memohon sambil mengatupkan kedua telapak tangan didepan dada. Dan Ayah nampak berpikir dengan keras.
Beberapa saat berlalu akhirnya Ia memberiku jawaban manis, ”Oke, kita pergi.”
Ia pun tersenyum, memandangku dengan kasih, penuh rasa sayang. Dan aku merasa seolah segala beban yang sekian lama menggelayutiku seketika terbang keudara bersama senyumnya. Aku melambung merasa ringan. Aku bahagia sampai-sampai tak dapat kutemukan kata-kata yang tepat untuk mengukirkan betapa aku bahagia, entah mengapa. Hingga tiba-tiba kulihat senyumnya perlahan memudar dan kemudian hilang, tepat disaat kubuka mataku yang t’lah basah oleh tangis ditengah tidurku.

Akh, ternyata itu cuma mimpi......


12 April 2012 01.45pm

Comments

Popular posts from this blog

Kamarku Istanaku

Aku memang lebih suka seperti ini, memaku diri dalam penjara imajiner yang kuciptakan sendiri. Kubiarkan diam mengajakku bicara semaunya, hingga ia lelah, hingga tak kudengar lagi bingar suaranya ditelingaku. Hanya di kamar ini kutemukan waktu istimewaku untuk bercakap dengan pikiranku sendiri. Apa yang ku mau, apa yang ku rasa, dan apa yang ingin ku katakan, yang sebisa mungkin tak ku ungkapkan saat berada diluar sana kini membuncah bak air bah, di kamar ini. Dan aku sangat menikmati saat-saat seperti ini... Berbeda dengan mereka, aku memang  punya caraku sendiri untuk melegakan sesaknya hati. Dan disini, di kamar ini, aku memenjara diri dan membiarkan sedihku bebas berkelana, mengudara, untuk kemudian menjelma hujan dikedua pipiku. Biarlah. Aluna Maharani

kejutan

Malam itu saya nyaris tidak bisa tidur memikirkan sebuah benda kecil yang saya beli beberapa jam sebelumnya. Pikiran saya nyaris tidak teralihkan dari benda kecil itu.. memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi, kejutan apa yang sedang menanti saya, dan perubahan apa yang akan dia bawa nantinya. Berjam-jam sibuk memikirkan itu hingga tanpa sadar saya pun jatuh tertidur, dengan mimpi tentang benda kecil tersebut. Subuh mengetuk jendela, dan seketika saya membuka mata. Inilah saatnya! Kata saya dalam hati. Ini saat yang saya tunggu-tunggu sejak kemarin. Saya pun beranjak dari kamar dan meraih benda kecil yang kemarin saya beli kemudian masuk ke kamarmandi tanpa pertimbangan apapun lagi. Dan benar saja, benda kecil itu memunculkan dunia garis merah yang sangat saya nantikan. Dan astaga, kalau saja saya tidak sedang berada di kamarmandi, mungkin saya sudah berteriak sejadi-jadinya!  Dengan senyum mengembang lebar saya tunjukkan benda kecil itu pada suami, dan Ia tersenyum..