Skip to main content

Peri Cantik Itu Ibuku..

terbanglah lagi peri..
biarkan bongkahan awan putih itu membasuh lembut kedua kakimu
biarkan embun memandikan hatimu yang merindukannya
bebaskan sayapmu 
robek angkasa raya diatas itu
Jangan pikirkan lara ini lagi
jangan murung lagi
karena periku adalah sinarku
bila kau meredup sekarang, maka habislah aku ditelan pekatnya gelap ini
kau sayang padaku bukan?
maka cerialah peri cantikku..
Lepaskan semua beban itu
sandarkan pada langit yang selalu menunggu merdu suaramu saat melantunkan ayat-ayat suci-Nya,
ayat-ayat cintamu pada Yang menciptakan segala keindahan yang ada padamu
jangan menangis lagi bidadari penjaga hatiku,
air matamu telah membasahi tiap puing ceriaku yang tengah kubangun lagi dengan sisa kekuatanku
tatap kedalaman hatiku jika kau masih ragu,
bahagiaku adalah melihatmu menari-nari pada Arsy Ilahi
melagukan lagi serpih-serpih iman dikedua kupingku
ingatkah ketika aku masih kecil dulu? dongengmu tentang Tuhan dan segala ciptaan-Nya ternyata benar adanya
namun aku sellau tertidur dibuatnya..
Periku, Bidadari ayahku.. kuatlah demi aku
Duniaku menanti hangatnya pelukmu lagi...... 
Bumi merindukan sujud mesramu lagi..
Sayapmu telah teramat sangat merindukan untuk terbang lagi
membelah langit
memecah duka
menghunus kefakiran hati akan cinta-Nya ini.

Comments

Popular posts from this blog

Untuk seorang teman yang sedang bersedih ;)

Akan ada saat dimana kamu merasa begitu rapuh, bahkan terlalu rapuh untuk sekedar membohongi diri bahwa kamu sedang baik-baik saja. Air mata itu tak dapat lagi kamu tahan dengan seulas senyum yang dipaksakan, hingga pada akhirnya wajahmu akan membentuk ekspresi bodoh dengan mata yang berulang-kali mengerjap demi menahan bulir-bulir air yang hendak membanjir dipipi, lalu mengalir kedasar hati. Itulah saatnya kamu untuk berhenti berlagak kuat. Akui saja kalau kamu sedang kalah, kalah pada penguasaan diri yang biasanya selalu kau lakukan dengan baik. Kadang, terus-menerus menipu diri dengan berkata bahwa kamu baik-baik saja -padahal kamu remuk-redam didalam- malah akan semakin membuatmu terluka. Lepaskan… tak perlu lagi kau tahan, Suarakan, untuk apa kau bungkam? Tunjukkan! Tak perlu lagi dipendam… Jujur pada diri sendiri adalah wujud penghargaan paling tinggi pada diri sendiri. Kamu tau? Walaupun seluruh dunia memalingkan wajahnya darimu, ketika kamu   jujur ...

kejutan

Malam itu saya nyaris tidak bisa tidur memikirkan sebuah benda kecil yang saya beli beberapa jam sebelumnya. Pikiran saya nyaris tidak teralihkan dari benda kecil itu.. memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi, kejutan apa yang sedang menanti saya, dan perubahan apa yang akan dia bawa nantinya. Berjam-jam sibuk memikirkan itu hingga tanpa sadar saya pun jatuh tertidur, dengan mimpi tentang benda kecil tersebut. Subuh mengetuk jendela, dan seketika saya membuka mata. Inilah saatnya! Kata saya dalam hati. Ini saat yang saya tunggu-tunggu sejak kemarin. Saya pun beranjak dari kamar dan meraih benda kecil yang kemarin saya beli kemudian masuk ke kamarmandi tanpa pertimbangan apapun lagi. Dan benar saja, benda kecil itu memunculkan dunia garis merah yang sangat saya nantikan. Dan astaga, kalau saja saya tidak sedang berada di kamarmandi, mungkin saya sudah berteriak sejadi-jadinya!  Dengan senyum mengembang lebar saya tunjukkan benda kecil itu pada suami, dan Ia terseny...

Mencari AKU

Dear, Lita.. Kamu adalah seorang yang sangat ku kenal, sebaik aku mengenal diriku sendiri. Namun kadang, kamu bisa menjadi seseorang yang sangat sulit dimengerti, sesulit aku berusaha mengerti diriku sendiri. Bolehkah aku sedikit menulis tokoh ’kita’ disini? Tiap pagi ketika mata kita baru saja terbuka, satu pertanyaan yang kita hafal diluar kepala selalu jadi hidangan pembuka bagi hari-hari panjang kita, hari-hari lelah kita: ” Tuhan, untuk apa aku diciptakan ?” Itu kan yang selalu kita pertanyakan? Tentang eksistensi kita. Tentang kepentingan kita didunia ini. Sebuah pertanyaan yang sebenarnya sudah kita ketahui jawabannya, namun kita masih belum dan tak pernah puas dengannya. Sebuah pertanyaan paling naif sebagai bentuk halus dari cara kita menyalahkan Tuhan karena beberapa ketidak-adilan-Nya pada kita. Iya kan?   Kadang, ah tidak, sering kita merasa Tuhan begitu tak adil dengan bolak-balik memberi kita cobaan. Seolah DIA sangat suka melihat betapa susahnya kita memera...