Skip to main content

Kuasa Malam

Kuasa Malam


Permadani t’lah digelar dipelataran bumi beralaskan ilalang. Tidak indah, melainkan gersang. Belum lagi pelita dinyalakan, angin sudah datang padamkan semuanya. Ini saatnya malam duduk di singgasananya. Jangan ada pelita, jangan ada penerangan. Biarkan malam merangkul bumi dengan kemilau gelapnya. Biarkan tubuh-tubuh kita telanjang digerayangi dan digeliati kesepian.
Apa lagi yang bisa aku, kau, lakukan etika malam membungkam kita dalam diamnya? Kunci rapat-rapat mulutmu! Jangan ada suara, jangan ada tawa. Biarkan malam berbicara. Biarkan angin yang bersuara. Bumi t’lah sepenuhnya hitam. Semuanya nampak kelam.
Disini dingin dan sepi. Tak ku temu siapapun, tak kuraih apapun. Hanya tubuh-tubuh telanjang, berlari-lari tanpa alas kaki diatas permadani ilalang. Dibawah naungan kaki-kaki sang malam.
Apa algi yang bisa aku, kau, lakukan? Tidak! Tak ada yang bisa kita lakukan. Disini, saat ini, segalanya adalah kepunyaan malam. Karena saat ini adalah waktu milik sang malam.




Bali, 2007

Comments

Popular posts from this blog

Kamarku Istanaku

Aku memang lebih suka seperti ini, memaku diri dalam penjara imajiner yang kuciptakan sendiri. Kubiarkan diam mengajakku bicara semaunya, hingga ia lelah, hingga tak kudengar lagi bingar suaranya ditelingaku. Hanya di kamar ini kutemukan waktu istimewaku untuk bercakap dengan pikiranku sendiri. Apa yang ku mau, apa yang ku rasa, dan apa yang ingin ku katakan, yang sebisa mungkin tak ku ungkapkan saat berada diluar sana kini membuncah bak air bah, di kamar ini. Dan aku sangat menikmati saat-saat seperti ini... Berbeda dengan mereka, aku memang  punya caraku sendiri untuk melegakan sesaknya hati. Dan disini, di kamar ini, aku memenjara diri dan membiarkan sedihku bebas berkelana, mengudara, untuk kemudian menjelma hujan dikedua pipiku. Biarlah. Aluna Maharani

kejutan

Malam itu saya nyaris tidak bisa tidur memikirkan sebuah benda kecil yang saya beli beberapa jam sebelumnya. Pikiran saya nyaris tidak teralihkan dari benda kecil itu.. memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi, kejutan apa yang sedang menanti saya, dan perubahan apa yang akan dia bawa nantinya. Berjam-jam sibuk memikirkan itu hingga tanpa sadar saya pun jatuh tertidur, dengan mimpi tentang benda kecil tersebut. Subuh mengetuk jendela, dan seketika saya membuka mata. Inilah saatnya! Kata saya dalam hati. Ini saat yang saya tunggu-tunggu sejak kemarin. Saya pun beranjak dari kamar dan meraih benda kecil yang kemarin saya beli kemudian masuk ke kamarmandi tanpa pertimbangan apapun lagi. Dan benar saja, benda kecil itu memunculkan dunia garis merah yang sangat saya nantikan. Dan astaga, kalau saja saya tidak sedang berada di kamarmandi, mungkin saya sudah berteriak sejadi-jadinya!  Dengan senyum mengembang lebar saya tunjukkan benda kecil itu pada suami, dan Ia tersenyum..