Skip to main content

Jejak Kepastian


Seakan tak dapat dibendung lagi
Hasrat ’tuk mencari dan terus mencari
Langkah kaki tiada tentu arah
Berpijak di Bumi yang kian goyah

Kemana lagi harus kucari?

Sedang dada kian sesak
Lelah walau hanya untuk melangkah
Sedang tak satupun jejak yang nampak
Hanya harapan yanag temani perjalananku
Dan harapan ini pula yang sellau menyiksaku

Ingin kuhentikan saja pencarian ini!
Ingin ku mengkafani semua harapan ang ku punya
Dan membiarkan angin menghempaskanku dalam kesia-siaan

Haruskah aku pulang tanpa sebuah kepastian?

Kemudian hidup lagi dalam titian penuh keragu-raguan
Dan tersiksa oleh belenggu kebimbangan?

Tiadakah sebuah jejak sebagai penunjuk jalan?

Agar aku bisa tenang
Sampai akhir penghabisan
Jejak kepastian itu..


Karangasem, 2005

Comments

Popular posts from this blog

Kamarku Istanaku

Aku memang lebih suka seperti ini, memaku diri dalam penjara imajiner yang kuciptakan sendiri. Kubiarkan diam mengajakku bicara semaunya, hingga ia lelah, hingga tak kudengar lagi bingar suaranya ditelingaku. Hanya di kamar ini kutemukan waktu istimewaku untuk bercakap dengan pikiranku sendiri. Apa yang ku mau, apa yang ku rasa, dan apa yang ingin ku katakan, yang sebisa mungkin tak ku ungkapkan saat berada diluar sana kini membuncah bak air bah, di kamar ini. Dan aku sangat menikmati saat-saat seperti ini... Berbeda dengan mereka, aku memang  punya caraku sendiri untuk melegakan sesaknya hati. Dan disini, di kamar ini, aku memenjara diri dan membiarkan sedihku bebas berkelana, mengudara, untuk kemudian menjelma hujan dikedua pipiku. Biarlah. Aluna Maharani

kejutan

Malam itu saya nyaris tidak bisa tidur memikirkan sebuah benda kecil yang saya beli beberapa jam sebelumnya. Pikiran saya nyaris tidak teralihkan dari benda kecil itu.. memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi, kejutan apa yang sedang menanti saya, dan perubahan apa yang akan dia bawa nantinya. Berjam-jam sibuk memikirkan itu hingga tanpa sadar saya pun jatuh tertidur, dengan mimpi tentang benda kecil tersebut. Subuh mengetuk jendela, dan seketika saya membuka mata. Inilah saatnya! Kata saya dalam hati. Ini saat yang saya tunggu-tunggu sejak kemarin. Saya pun beranjak dari kamar dan meraih benda kecil yang kemarin saya beli kemudian masuk ke kamarmandi tanpa pertimbangan apapun lagi. Dan benar saja, benda kecil itu memunculkan dunia garis merah yang sangat saya nantikan. Dan astaga, kalau saja saya tidak sedang berada di kamarmandi, mungkin saya sudah berteriak sejadi-jadinya!  Dengan senyum mengembang lebar saya tunjukkan benda kecil itu pada suami, dan Ia tersenyum..