Skip to main content

Melody Do'a Pada Teduhnya Subuh


Sunyi pun pecah oleh segerombolan suara yang mengalun merdu melalui corong-corong menara masjid. Mengantarkan amanat dari Tuhan mereka untuk mensegerakan bersuci dan mengahadap pada-NYA, Sang Penguasa Subuh.
Allah.. Engkau Yang Maha Baik.. Kau berikan ketenangan di tiap-tiap subuh-MU yang teduh. Luka hati pun terbasuh. Peluh dan daki hati segalanya luruh, diujung sajadah yang basah oleh sisa-sisa tetes air wudhu yang tumpah.
Bersama semua nama baik yang melekat pada-MU, lirih kuucapkan segala asa yang membumbung di ubun-ubunku. Kepada-Mu yang telah menciptakan aku, kusandarkan sejenak duka lara yang menggelayuti hati, lelah aku dengan gelisah ini.. letih aku dengan gundah yang selalu membuncah ini.
Ya Rahiiim... Engkau yang Maha Mendengar setiap letup suara hatiku, aku sungguh berlindung pada-Mu dari rasa yang tak Kau suka. Dari Cinta yang bukan milik-Mu. Dari kotornya hati yang senantiasa ingin menjauhi-Mu. Jadikan aku selalu lekat mengingat-Mu dalam setiap hela nafas yang berpasrah ini.. Berikan padaku apa-apa yang Engkau berikan kepada orang-orang soleh terdahulu. Karuniakan padaku hati yang senantiasa lapang mengingat tiap untaian ayat-ayat suci-Mu. Jadikan aku golongan orang-orang yang senantiasa takut akan azab pedih-Mu.
Ya Ghoffar.... Engkau yang maha Pengampun. Ampunilah mata yang melihat untuk keburukan hati. Ampunilah tangan yang mengantarkanku pada kesesatan hati. Ampuni kaki yang membawaku pada jalan yang tak Kau kehendaki. Ampuni raga yang senantiasa bermalas-malasan dari mensegerakan perintah-Mu. Ampuni Jiwa yang kian lemah ketika aku menjauh dari-Mu. Dan ampuni hati yang mengangankan cinta yang selalu membuatku sakit ini. Ampuni aku Ya Allah.. Ampuni aku...
Pada subuh aku bercerita tentang letihku. Tentang asaku. Pada subuh milik-Mu jua aku bersandar dari segala kemunafikan yang dunia tawarkan kepadaku. Ridhoi langkahku Ya Allah..Maha besar Engkau yang telah menciptakan subuh yang berima dengan desah nafas alam yang memuja-Mu, terimakasih untuk Subuh yang teduh ini. karena tiada tempat untuk meminta melainkan hanya pada-Mu. Amin Ya Robbal ’Alaminn..... 

Comments

Popular posts from this blog

Miracle

Gerimis yang sesekali diselingi gemuruh Guntur yang bersahutan dan rumah yang lengang membuat saya ingin sedikit menorah beberapa hal yang semenjak beberapa waktu ini begitu mendesak ingin segera dituliskan. Kalau diingat-ingat lagi, saya memang sudah agak lama tidak lagi duduk dan bercerita di Bale Bengong   ini kepada kalian yang tanpa sengaja tersesat disini. Dan kalau dipikir-pikir lagi, rumah ini tak terlalu lengang sekarang ini karena saya tidak sedang sendirian. Suami memang masih di kantor dan belum pulang, namun didalam rahim saya ada sesosok janin mungil yang kini genap berusia tiga bulan sedang menemani saya yang kesepian. “ Halo sayang, sehat-sehat selalu didalam perut ibu ya J ” Bicara tentang janin, hati saya mengembang lagi sekarang. Senang? Tentu saja.. tiga bulan ini telah menjadi saat-saat paling ajaib sejak kehadirannya. Janin mungil yang sebelumnya selalu kami sebut dalam do’a kini tengah meringkuk tenang didalam rahim saya, sedang tumbuh dan ter...

kejutan

Malam itu saya nyaris tidak bisa tidur memikirkan sebuah benda kecil yang saya beli beberapa jam sebelumnya. Pikiran saya nyaris tidak teralihkan dari benda kecil itu.. memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi, kejutan apa yang sedang menanti saya, dan perubahan apa yang akan dia bawa nantinya. Berjam-jam sibuk memikirkan itu hingga tanpa sadar saya pun jatuh tertidur, dengan mimpi tentang benda kecil tersebut. Subuh mengetuk jendela, dan seketika saya membuka mata. Inilah saatnya! Kata saya dalam hati. Ini saat yang saya tunggu-tunggu sejak kemarin. Saya pun beranjak dari kamar dan meraih benda kecil yang kemarin saya beli kemudian masuk ke kamarmandi tanpa pertimbangan apapun lagi. Dan benar saja, benda kecil itu memunculkan dunia garis merah yang sangat saya nantikan. Dan astaga, kalau saja saya tidak sedang berada di kamarmandi, mungkin saya sudah berteriak sejadi-jadinya!  Dengan senyum mengembang lebar saya tunjukkan benda kecil itu pada suami, dan Ia terseny...

Palangka Menguning

Foto diambil dari depan Polres Palangka Terhitung sejak pertengahan Agustus lalu sampai hari ini asap masih mengepung disegala penjuru hingga ke sudut-sudut kota Palangka Raya. Nggak cuma diluar, kadang asap juga masuk sampai kedalam rumah sampai-sampai untuk bernapas saja rasanya sakit. Menyalakan kipas angin sepanjang waktu juga tidak banyak menolong. Dan hari ini asap berwarna kuning kemerahan disini. Bisa dibayangkan bagaimana sesaknya kami? Dada dan mata terasa perih, tenggorokan sakit, dan kepala jadi gampang pusing. Kami rindu langit biru, kami juga rindu bernapas lega. Kalau saja paru-paru ini bisa bicara, tentu ia sudah menjerit setiap saat. Tapi kami tetap bertahan, karena kami percaya Tuhan akan segera menyudahi bencana ini. Hari ini saya menulis catatan ini agar saya selalu ingat untuk bersyukur. Ketika Tuhan mengkaruniai saya dengan udara bersih dan lingkungan yang aman serta nyaman, terkadang saya luput untuk sekadar mengucap kata terimakasih pada-Ny...