Hujan sore ini membuatku lupa. Pada suara-suara lain selain bingar suaranya yang berkerumun ditelinga; pada ingatan-ingatan selain ingatan tentangnya yang memasung diri sekian lama; dan pada segala keinginan selain keinginan untuk bertemu dengannya sekali lagi, menyentuh wajahnya dan merasakan hangat genggamnya mengalir dari telapak tangan menuju sekujur raga. Sepertinya memang benar adanya bahwa mesin waktu dapat ku buat sendiri. Lewat bulir demi bulir yang berjatuhan, hujan.. selembar foto tua nan usang, pun rindu yang menusuk tajam, Tuhan meminjamkan padaku selajur jalan untuk pulang sejenak ke masa silam.. Dan saat aku sampai diujung jalan itu, ku harap bayangnya ada diujung sana telah bersiap memeluk puteri kecilnya ini, ayah.
~Dari Kata Turun Ke Hati~