Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2014

LDR... -_-

Akhir-akhir ini ku biarkan kamu datang lebih sering ke kepalaku. Pada malam-malam panjang seperti malam ini, kau datang dengan banyak rupa dan cara. Terkadang kamu mewujud bayang, atau bayangmu sendiri menyatu dalam irama lagu yang ku dengarkan. Atau bahkan, langit-langit yang terbuat dari anyaman bambu itu menjelma seluruh kenangan –sisa ingatan yang kita ukir saat kita berkesempatan untuk bertemu pada satu waktu yang teramat jarang. Ada yang bilang, jika kita merindukan seseorang, panjatkanlah do'a. Sebut namanya dihadapan Tuhan-Mu yang Maha Kuasa. Bukankah DIAlah Sang pemilik hati? Biarkan IA menyentuh hatinya dengan do'a-do'amu. Kelak Ia yang kau rindukan pun akan merasakannya. Apalah arti jarak dan waktu jika Tuhan berkenan atas rindu yang kita bentangkan?  Semoga Tuhan lekas mempertemukan,

D

Beberapa tahun yang lalu, kita telah bersepakat untuk tetap bersama mengarungi derasnya arus kehidupan ini. Kau tentu ingat, saat itu kita tengah berada disebuah angkutan umum dalam perjalanan menuju sekolah. Matahari baru saja merangkak naik, dan hangat sinarnya   menelusup dicelah kaca angkutan tua langganan kita. Diakhir perbincangan singkat itu kita sama-sama berikrar untuk tak saling melepaskan genggaman tangan, terkecuali bila tangan Tuhan sendiri yang berkehendak memisahkan. Tahun berganti. Aku yang tinggal jauh diluar kota tak lagi memiliki banyak kesempatan untuk sering bertemu denganmu. Pun kamu, yang sibuk dengan segudang kegiatan di kampusmu. Telepon dan SMS pun yang semula sering perlahan menjadi kering. Tak lagi seperti dulu, kini yang terbaca di layar ponselku hanya sapaan dari seorang yang dulu ku temui begitu sering, kini terasa begitu asing. Tanpa ku sadari, waktu telah menggenapkan diri ditahun keenam sejak kita lulus SMA. Itu artinya, sudah begitu panja

Labbaikallah humma labbaik..

Sudah dua bulan ini wajah ibu terlihat jauh lebih cerah dari hari-hari sebelumnya. Sejak kepergian bapak dan bang rahman untuk selamanya, aku rasa ini pertama kalinya ibu tersenyum begitu sumringah. Pada suatu pagi yang cerah, selembar surat yang membawa kabar gembira itu jatuh ditangannya. Surat yang mengabarkan bahwa secepatnya ibu akan menjadi salah-satu tamu-Nya di Makkah pada bulan haji nanti. Empat tahun telah berlalu dan   ibu menanti-nanti kabar bahagia ini dengan penuh harap dan hati yang cemas sembari memintal do’a ditiap ruku’ dan sujudnya, dan takbir yang lirih kudengar bergetar disepertiga malam-malamnya yang sepi. Kini, hati ibu menjadi hangat oleh jawaban yang menjadi pasti. Tuhan, dengan cara apa lagi harus kuungkapkan besarnya syukurku pada-Mu? Tersungkur ku dalam sujud penuh syukur Untuk pertama kalinya sejak kematian bapak, air mata ini tak lagi berasal dari sesaknya hati yang rindu melihat kelegaan diwajah ibu… telah Kau jawab do’a-do’anya, do’a k

You don’t have to be Muslim to care about Gaza & Palestine… you Just Need to be HUMAN

Untuk mereka yang berkata “ PR Negara kita masih banyak, untuk apa memikirkan perang di Negara lain? ” atau yang berkata, “mengapa Palestine tak menyerah saja? Toh, tak ada gunanya lagi melawan kekuatan besar itu..” Iya, mereka benar. Tak ada yang salah dari apa yang mereka ucapkan. Tak ada yang salah karena mereka tak turut merasakan kepedihan saat melihat manusia lain nun jauh disana porak poranda tubuhnya dihantam roket dan berondong peluru… Tak ada yang salah saat mereka berkata demikian, karena mereka tak merasakan kehilangan sepedih kehilangan yang dirasakan saudara-saudari kami di Gaza sana. Mereka tak perlu merasakan ketakutan sewaktu-waktu rumah dan tubuh-tubuh mereka akan rubuh diratakan buldozer. Atau bayangan kematian yang mengintai disetiap desing pesawat yang lalu-lalang dilangit yang semestinya biru terang seperti langit diatas mereka. Mungkin, mereka terlalu sibuk dengan urusan mereka sendiri sehingga tak semenit pun mereka punya waktu luang untuk sek