Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2012

Rindu adalah..

Rindu adalah jendela tempat tanganku menopang dagu, melamunkanmu Rindu adalah segenggam rasa ngilu yang dijembatani jarak dan waktu Rindu adalah jeda waktu yang membimbing hati untuk melangkah dari ragu ke ragu Rindu adalah untaian nama yang kurapal dalam tiap helai do'a-do'aku Rindu adalah kamu. 1 Desember 2012

it's ok not to be okay

Merdeka suaraku dengan diam, jika deru hatiku yang menyeru tak mereka hiraukan. Lega jiwaku dengan bungkam, jika raut muram wajahku tak membuat mereka paham. Aku nyaman dengan diam, karena sebagian dari mereka tak berhak menjadikanku bahan obrolan belaka tanpa penghiburan yang menentramkan. Tak pantas ku perlihatkan kebodohanku dengan berbagi suara yang hanya akan menjadi angin lalu dalam ingatan mereka... Biar kesedihan ini memelukku, mungkin Ia cemburu dengan bahagia yang sekian lama menjadi teman sepermainanku. Sedih mengenalkanku pada sepi, namun tak kesepian. Sedih menjadikanku sendiri, namun tak selaluu sendirian. Tapi toh, tak ada bahagia yang ada dalam rengkuh kata ’selamanya’. Begitupun dengan kemuraman yang sifatnya hanya sementara. Aku hanya butuh waktu untuk terbiasa, dan belajar membagi cerita dengannya jua. Lama-lama aku pun akrab dengan sepi dan mulai terbiasa bersamanya. Aku lupa caranya tertawa, aku kehilangan gairah untuk merdeka. Duka yang bertubi

Senja berkabar duka

Hari itu senjaku tak sejingga biasanya. Genang air dalam kelopak mataku yang basah mengaburkan pendar-pendar cerahnya. Tepat saat Azan Maghrib mengumandang syahdu, angin datang membawa kabar itu lagi. Terbata-bata ia bisikkan ditelingaku bahwa kakak terkasihku telah berpulang ke pangkuan-Nya. Luruh segala tulang dalam tubuhku. Runtuh jua kesadaranku. Sesaat waktu seakan berhenti diwaktu itu, memberikan jeda untukku mencerna kabar duka yang baru saja kudengar.   Aku membatu, kelu, namun tak sampai hilang kesadaranku. Raung tangis ibu menyadarkanku bahwa saat itu bukanlah waktuku untuk turut menangis. Gemetar kedua lengan kurusku memeluknya, semakin kuat Ia meronta semakin tubuhku bergoncang hebat menahan sesak yang hendak meledak. Putramu,bu.. putra kesayanganmu telah pergi... putramu yang didera sakit sekian tahun telah tiada...” bisikku dalam hati tanpa mampu berkata-kata, kupeluk saja ibuku dengan sisa-sisa kekuatanku. .. Sampai magrib berlalu dengan lebih lama dari biasanya, denga

Lihat Aku

Aku adalah pantulan dari ketelanjanganmu. Kamu, dari ujung rambut sampai jejari-kakimu. Aku seutuhnya kamu dengan tatapan mata liarmu. Marahi aku!! Remukkan aku dengan caci! hinakan aku dengan maki! Aku tetaplah bayangmu. Ludahi aku! dustakan aku dengan egomu yang tengah dinistakan oleh waktu! Jika yang dapat kau lakukan adalah mencari pembenaran sana-sini, akulah orang pertama yang harus kau adili.. Aku bayanganmu. Aku pantulan seutuhnya dirimu. Aku adalah sebagian kamu yang terlihat sama persis denganmu. Maka lihat aku... Dan lihat aku... Lihat saja aku.. ..

thanks eve

Satu malam tentang beberapa tahun silam Tentang cerita yang tak terduga tajam likunya Tentang hati yang jatuh, luruh, kemudian kembali utuh Segalanya dikemas dalam satu bingkis manis, yaitu waktu. Thanks Eve.. :)